Ini tentang Mentari yang mencoba menggapai sang Bintang.
Akankah Ia berhasil meraih sang Bintang ? Ataukah ia menyerah dan memilih menatap Bintang dari kejauhan?
...
"Kamu terlalu jauh tuk ku gapai."
"Kamu, bintang yang nyata untukku."
...
RANK 🏆
1...
Mentari menarik kopernya yang cukup besar di dalam koper itu berisi baju-baju juga beberapa barang yang akan ia bawa. Dia menuruni tangga dengan hati-hati agar tidak terjatuh karena kopernya lumayan berat.
Di ruang keluarga Mentari melihat Ibunya yang duduk di kursi roda di temani suster perawatnya. Barang bawaan ibunya sudah dimasukan ke bagasi oleh pak supir yang akan mengantarkan mereka ke bandara.
"Ayo kita berangkat," ajak Oma yang baru datang.
Mereka semua beranjak keluar rumah meninggalkan Mentari yang masih terdiam di ruang keluarga.
Mentari menatap sekeliling rumahnya. Terlalu banyak kenangan di rumah ini dan dia akan pergi meninggalkan tempat ini. Mentari yakin ia akan merindukan rumah ini.
Dengan langkah pelan Mentari keluar dari rumahnya.
"Mentari..." panggilan itu menghentikan langkah gadis bersurai panjang. Ia menaikkan pandangan wajahnya dan terkejut saat melihat siapa yang memanggilnya.
Tubuh Mentari terhuyung kebelakang saat laki-laki berpakaian formal itu memeluknya tiba-tiba.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu gak bilang kalau mau pindah," lirih Bintang membuat Mentari merasa bersalah. Perlahan tangan Mentari membalas pelukan Bintang.
"Maaf," hanya itu yang keluar dari bibirnya.
"Apa ini balasan kamu karena aku gak kasih tau alasannya?" Bintang bertanya setelah melerai pelukannya. "Aku akan jelasin ke kamu sekarang," Mentari terdiam menunggu penjelasan dari Bintang.
"Aku pulang duluan karena sakit jantung Papa kambuh. Bodyguard Papa jemput aku ke Villa waktu itu, tadinya aku mau pamit ke kamu tapi kamu tidur akhirnya aku pergi tanpa pamit. Saat aku mau kabarin kamu via WA, hp ku mati,"
"Dan soal aku yang menghilang kemarin... Papa drop dan perusahaan gak stabil, aku mengambil alih posisi Papa dan mengurus perusahaan yang hampir bangkrut itu. Maaf aku gak baca pesan-pesan kamu, karena aku hampir gak pernah buka HP saking sibuknya aku bekerja," setelah Ilham membatalkan perjodohan Bintang dengan Kaina, Dean sangat marah karena Ilham mengingkari janjinya. Dean akhirnya memutuskan berhenti bekerja sama dengan perusahaan Ilham.
Perusahaan milik Ilham tidak sebesar perusahaan keluarga Dean. Tanpa suntikan dana dari pers Dean dan akibat gagalnya bekerja sama dengan perusahaan raksasa itu, perusahaan Ilham hampir mengalami kebangkrutan. Ilham bekerja keras untuk menstabilkan kembali perusahaannya sampai ia mengabaikan kesehatan tubuhnya yang mengakibatkan penyakit jantungnya kambuh karena terlalu setress bekerja hampir dua puluh empat jam setiap hari. Menyadari menjadi anak tunggal Ilham, Bintang mengambil alih pekerjaan Papanya dan membantu menstabilkan kembali perusahaan Papanya. Bintang sadar karena dialah Papanya bekerja sekeras ini.