[5] Friska Berulah

223 37 6
                                        

Mentari memasuki kelasnya, untung saja guru yang mengajar belum datang. Kalau sudah, ia pasti tidak dibolehkan untuk masuk kelas.

Mentari duduk dibangkunya, yang sudah ada Bella disampingnya.

"Tumben lo telat, Tar." ujar Bella saat Mentari sudah duduk dibangkunya.

"Iya, gue gak bisa tidur semalam."

"Kenapa?" tanya Bella.

Mentari menatap bella, lalu tersenyum lebar. "Semalem, Bintang nganterin gue pulang." Bella sempat terkejut mendengarnya.

"Anjir, serius? Ko bisa?" tanya nya, mulai kepo.

Lalu, Mentari menceritakan kejadian semalam, dimana ia memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli camilannya dengan berjalan kaki. Lalu saat pulang dia di jegat oleh ketiga preman sialan, dan disaat preman itu menarik narik tangannya, Bintang datang dan menghajar habis ketiga preman tersebut. Lalu Bintang mengantarkan Mentari pulang sampai rumahnya.

Bella mengangguk anggukan kepalanya saat mendengar cerita Mentari. Kemudian Bella teringat, kemarin Mentari bolos pelajaran hingga bel pulang sekolah. "Oiya, kemarin kemana aja lo?." tanya Bella ketus.

Mentari mengingat-ingat. Oh dia ingat! mungkin maksud Bella yang kemarin dirinya tidak masuk kelas sampai pulang sekolah. "Oh itu, gue bolos ke rooftop nemenin bintang tidur." jawab Mentari dengan entengnya berkata demikian.

Bella menatap Mentari gemas, teman nya yang satu ini bucinnya sampe goblok. "Gila lo ya, kerajinan banget sih lo nemenin Bintang tidur di rooftop sampe sampe bolos pelajaran. Otak lo dimana? Kalau Nilai lo turun gimana bego?" ujar Bella berapi api. Ia sudah mulai jengah dengan sifat Mentari, yang selalu mengejar ngejar Bintang yang sama sekali tidak peduli dengannya.

Mentari mengerjap menatap sedih ke arah Bella. "Kok lo kasar sama gue sih Bel?" tanya Mentari sedih.

Bella memutar bola matanya malas, lalu berdecak. Ia membenarkan posisi duduknya yang semula menghadap Mentari kini menjadi menghadap kedepan, karena guru yang mengajar sudah datang. "Serah lo Tar." ucapnya jengah.

🌞

Rio dengan santaynya memasuki kelas. Lalu berjalan menghampiri meja Joan dan Bintang, keduanya terlihat sibuk bermain game diponselnya masing masing.

Rio menaruh sesuatu di meja Bintang. Bintang menoleh, lalu menatap Rio seraya mengernyitkan alisnya.

Rio yang mengerti tatapan Bintang, segera menjawab, "Sandwich dan susu kotak plus note. Dari pengagum setia lo, Mentari." jawabnya.

Joan menoleh, lalu mengambil note kecil itu dan membacanya. "Jangan lupa sarapan Bintang, karena nolak Mentari juga butuh tenaga! Ohiya, makasih semalam udah nganterin Mentari. Maaf Mentari telat ngasih sarapan buat Bintang. Jangan lupa dimakan sandwichnya, trus diminum juga susunya. Lavyu Bintang:)) -Mentari." Joan menatap penuh intimidasi Bintang.

Bintang yang merasa ditatap Joan, menoleh. "Apa lo?!" tanya nya ketus.

"Jadi, lo udah mulai luluh nih sama Mentari?" tanya Joan mesem-mesem.

Bintang menyugar rambutnya. Ia berdecak kesal. "Apaan sih. Siapa juga yang luluh sama tuh bocah. Semalam tuh gue cuman nolongin dia dari preman-preman. Terus gue anterin pulang deh, cuma gitu doang." jelas Bintang dengan wajah jutek jika sudah berhubungan dengan cewek-cewek yang naksir dengannya.

Kini Rio yang mesem-mesem menatap Bintang. "Ciee-ciee, udah mulai perhatian, entar juga abis ini jatuh cinta. Yakin gue. Mentari tuh cakep lho bi, kalau diliat liat." ujar Rio menggoda Bintang.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang