[11] Kesal

189 39 35
                                    

Happy 400 readers yeay💐.

...

Semakin lo nyebelin, kenapa malah bikin gue makin suka sih_-

-Mentari Kirana.

✨✨✨


Mentari melirik Bella yang saat ini sedang sibuk bermain ponselnya dikelas. Karena saat ini jam kosong, guru yang mengajar tidak masuk hanya memberi tugas melalui Guru piket.

"Maen hp mulu sih lo, bukannya ngerjain." ujar Mentari yang tidak suka karena Bella memainkan ponsel terus tidak mengerjakan soal yang sudah diberikan Guru piket.

Bella berdecak malas. "Ahelah, palingan gak dikumpulin. Lo aja yang kerajinan tar." Mentari mendelik. "Gak boleh menyepelekan tugas yang dikasih guru bell. Mau lo nilai nya turun terus masuk kelas IPA 6? Hah?!" saat ini Mentari dan Bella duduk dikelas sebelas IPA 2. Meskipun bukan kelas unggulan, Murid murid Dikelas ini juga terkenal cukup pintar. Sedangkan IPA 6 adalah kelas terakhir, yang berisi anak-anak bandel yang tidak masuk dua puluh besar.

Bella menyerah, ia mematikan ponselnya dan menaruh di saku. Lalu membuka bukunya dan mengerjakan soal soal yang diberikan Guru piket tadi. Mentari tersenyum melihatnya. Lalu kembali mengerjakan soal soal sesekali membuka buku paket untuk mencari jawabannya

Tok tok

Refleks semua murid IPA 2 menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan. Disana berdiri seorang cewek yang malu karena menjadi pusat perhatian.

"Permisi, ada Mentari Kirana gak?" tanya Putri.

Mentari langsung berdiri ketika namanya disebut. "gue, ada apa?" tanya Mentari. Putri menoleh ke arah Mentari.

"Lo di panggil Bu Jani di kelas sebelas IPA 4." ucap Putri, kemudian pamit pergi.

Bella menatap Mentari. "Njir, kelasnya Bintang, Tar." Mentari mengangguk. Ada apa Bu Jani memanggilnya? Kenapa pula harus dikelas sebelas IPA 4 sih. Itu kan kelasnya Bintang, berarti nanti dirinya bertemu Bintang dong disana. Ck, kenapa ada saja yang membuatnya harus bertemu Bintang.

Mentari berdiri. "Gue kesana dulu ya Bell." pamitnya kemudian keluar kelas untuk pergi ke kelas IPA 4 yang tidak jauh dari kelasnya.

🌞

"Bintang, Ibu udah bilang! Jangan malas malasan belajarnya. Kamu itu udah kelas sebelas lho. Gak malu kalau adek kelas yang ngefans sama kamu tahu kalau kamu itu anaknya males banget disuruh belajar." ceramah Bu Jani. Bintang yang berada didepannya hanya tertunduk mendengar ceramahan Bu Jani, wali kelasnya sekaligus Guru mtk.

"Kamu ini anak Murid saya, masa iya nilai kamu paling kecil dipelajaran saya sih?!" lanjut Bu Jani memberikan siraman rohani kepada murid didepannya ini.

Tok tok..

Bu Jani menoleh ketika pintu kelas di ketuk. Beda dengan Bintang ia malah diam saja sambil menatap meja didepannya. Ia sudah tahu siapa yang datang. Karena tadi ia sempat mendengar Bu Jani menyuruh Putri memanggil Mentari kesini. Entah untuk apa Mentari dipanggil ke sini.

"Mentari! Sini masuk." suruh Bu Jani.

Mentari mendekat dan ia sempat melirik orang yang sedang berhadapan dengan bu jani saat ini. Dia, Bintang. Jantung Mentari berdegup cepat ketika sudah sampai di meja guru. Bu Jani menyuruh nya duduk di samping Bintang, Mentari ingin menolak namun tidak bisa. Ia tidak berani membantah ucapan Guru, takut kena karma.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang