Terima kasih yang udah masukin cerita ini ke reading list kalian🤗
Ily 5000🥰Happy reading
"Zla lo gak mau balik bareng gue?" tanya Joan yang dibalas gelengan kepala oleh perempuan yang berada didepannya.
"Kenapa Zla?"
"Aku ada urusan, Jo."
"Urusan apa? Sama siapa?" tanya Joan yang sangat penasaran. Sifat protektive Joan akan muncul ketika dia sudah bersama orang yang dicintainya.
"Jo, Plis. Kamu gak berhak tau semua urusan aku, Joan,"
Joan tersenyum getir. "iya gue sadar gue bukan siapa-siapa lo dan gak berhak buat tau semua urusan lo. Maaf kalau lo ngerasa ke ganggu sama sifat keingin tauan gue. Tapi Zla, gue sayang sama lo, apa gak bisa lo nerima gue apa adanya?"
Azla menghela nafas lelah. "Jo, aku selalu menerima kamu untuk jadi teman aku, tapi aku gak bisa lebih dari itu." ucap Azla. Azla sengaja ingin menjauh dari Joan agar perasaan yang ia punya ini segera pudar. Karena jika ia terus bersama Joan saat ini, itu hanya akan menambah lukanya. Mereka berbeda, dan sampai kapanpun mereka tidak bisa bersama untuk lebih dari sekedar teman biasa.
"Baik Zla gue akan berusaha menerima kenyataan. Tapi, tolong jangan larang gue buat deket sama lo meskipun status kita hanya teman, ya?" tanya Joan penuh harap.
Azla mengangguk pelan. "Aku pergi dulu Jo." Azla pamit kemudian berlalu pergi. Joan menatap punggung Azla yang kian menjauh.
'Karena LDR yang paling jauh itu, Beda Keyakinan.' Batin Joan.
Padahal LDR yang paling jauh dan menyakitkan itu, Beda Alam. Ada yang pernah ngerasain? :'
***
"Kita mampir dulu ya?" tanya Bintang yang dibalas anggukan oleh Mentari. Mereka telah selesai melaksanakan gladi untuk hari senin nanti. Keduanya memutuskan untuk pulang bersama, tapi Bintang mengajaknya untuk berjalan-jalan terlebih dahulu.
Mentari duduk diboncengan motor milik Bintang.
"Kenapa diem?" tanya Mentari ketika Bintang tak jua menjalankan motornya.
"Pegangan," Bintang menarik tangan Mentari dan melingkarkan dipinggangnya.
"Oohh minta dipeluk, Bilang dong." goda Mentari.
"Kamu aja yang gak peka." ucap Bintang kemudian menjalankan motornya membelah keramaian jalan raya di sore hari.
Bintang berniat mengajak Mentari makan disuatu tempat. Karena sehabis latihan belum sempat mengisi perut yang kosong.
"Kamu laper?" Bintang bertanya dengan suara keras agar Mentari dapat mendengarnya.
"Lumayan,"
"Kamu mau makan dimana?"
"Terserah," jawaban Mentari membuat Bintang berdecak.
"Mau di Caffe stars aja?"
"Hem... jangan disitu deh, soalnya jam segini pasti rame."
"Yaudah di Caffe Caramell mau?"
"Nggak deh aku lagi bosen kesana mulu,"
"Terus kamu mau nya dimana?"
"Terserah." sabar Bintang sabar. Mentari pacarlo jangan keluarin kata-kata kasar lo. Ucap Bintang dalam hati.
"KFC mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROPHILE
FanfictionIni tentang Mentari yang mencoba menggapai sang Bintang. Akankah Ia berhasil meraih sang Bintang ? Ataukah ia menyerah dan memilih menatap Bintang dari kejauhan? ... "Kamu terlalu jauh tuk ku gapai." "Kamu, bintang yang nyata untukku." ... RANK 🏆 1...