Plis Baca Author Note nya.
~selamat membaca~
Mentari sudah siap dengan dress peach nya. Bintang akan mengajaknya kumpul bersama teman-temannya, disana ada Caramell dan Bella maka dari itu Bintang mengajak Mentari sekalian membahas rencana liburan akhir semester ini.
Mentari keluar dari kamarnya, sebelum keluar Mentari menyempatkan diri untuk menengok Mama nya. Ia akan memastikan Mama nya sudah tertidur karna saat ini sudah pukul 19.05 wib.
Saat Mentari hendak masuk, Suster yang merawat Mama nya hendak keluar berpapasan dengannya.
"Mba, Mama udah tidur?" tanya Mentari.
Suster itu mengangguk. "Udah, Alhamdulillah akhir-akhir ini Ibu mau minum obat, dan udah jarang marah-marah lagi."
Mentari tersenyum lega mendengar kabar baik mengenai kondisi Mamanya.
"Makasih Mba suster udah rawat Mama dengan baik." ucapnya tulus.
"Sama-sama Mentari. Saya izin keluar dulu ya." Mentari mengangguk.
Mentari kembali melangkahkan kakinya menuju kasur yang di tiduri Tyas.
Perlahan Mentari membungkuk mencium kening sang Mama yang sangat ia cintai.
"Mentari seneng denger keadaan Mama lebih baik." ucap Mentari lirih.
"Aku harap Mama cepat pulih dan kembali lagi kaya dulu, aku sayang Mama." Mentari mengusap lembut punggung tangan Tyas.
Ia berbalik namun tangannya di tahan Tyas yang tiba-tiba bangun.
"Kamu mau kemana?" tanya Tyas dengan suara serak dan pelan.
"Aku mau keluar sebentar, Ma" balas Mentari lembut sembari mengusap punggung tangan Mama nya.
Tyas tersenyum tipis, sangat tipis. "Hati-hati, Nak. Jangan pulang larut malam," pesan Tyas yang membuat hati Mentari menghangat. Sekian lama ia tidak merasakan perhatian Mamanya karena kondisi Mamanya yang tidak memungkinkan. Namun saat ini, Hatinya benar-benar menghangat hanya karena perhatian kecil dari Mamanya yang sangat berarti baginya.
Mentari mengangguk sembari tersenyum lebar. Setelah itu ia keluar dari kamar Mamanya membiarkan Mamanya beristirahat.
Setelah pintu kamar tertutup, Tyas bangkit dari posisi tidurnya. Ia menjambak rambutnya kencang melampiaskan kekesalannya terhadap takdir. Takdir yang seolah tak berpihak padanya, ia merasa tuhan tidak menyayanginya setelah suaminya pergi selama-lamanya.
"Dion... Kenapa kamu belum kembali juga." pekik Tyas di sela tangisnya. Akhir-akhir ini ia tidak menunjukkan kehisterisannya di depan suster perawatnya. Dan ia akan kumat saat ditinggal sendiri di kamarnya. Tyas merasa hidupnya hanya beban bagi orang sekitar, seharusnya ia mati saja agar tidak menjadi beban untuk orang lain, dan Putrinya. Tyas sangat sedih melihat masa remaja Putrinya yang tidak sebahagia anak-anak lain.
***
"Maaf udah nunggu lama," ucap Mentari tak enak hati saat masuk ke dalam mobil Bintang dan membuat cowo itu menunggu lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROPHILE
FanfictionIni tentang Mentari yang mencoba menggapai sang Bintang. Akankah Ia berhasil meraih sang Bintang ? Ataukah ia menyerah dan memilih menatap Bintang dari kejauhan? ... "Kamu terlalu jauh tuk ku gapai." "Kamu, bintang yang nyata untukku." ... RANK 🏆 1...