"Mentariiiiii" panggilan yang cukup nyaring itu memekikan telinganya, Mentari membalikan badannya.
"Apa sih Bell, gak usah teriak teriak bisa gak?" ujar Mentari kesal dengan kelakuan temannya yang berpipi chabi ini.
"Hehe, sorry kebiasaan." ujar Bella cengengesan.
"Kenapa teriak teriak?" tanya mentari.
"Gak papa. Cuma pengen bareng aja ke kelas."
"Yaelah kirain ada apa." ujar Mentari, kemudian melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda, menuju kelas, Diikuti Bella.
🌞
Teeeet Teeett
Tak terasa tiga jam berlalu, kini sudah waktunya untuk istirahat sejenak. Menenangkan otak, setelah bergelut dengan pelajaran pelajaran yang mampu membuat kepala pusing tujuh keliling.
"Kita lanjutkan materi ini, lusa. Dan jangan lupa kerjakan soal yang udah Ibu kasih tadi. Terima kasih." pamit Bu Jani -guru matematika, kemudian meninggalkan kelas.
"Tar, mau ngantin gak?" tanya Bella yang sudah selesai membereskan alat tulisnya.
"Bentar Bel, ini tinggal satu nomer lagi." jawab Mentari, yang kini tengah fokus mengerjakan soal soal yang membuat siapa saja yang melihat nya pusing, karena lebih dominan angka dibanding huruf didalamnya.
"Rajin banget sih lo, itu kan buat pr dikumpulinnya juga lusa, masih lama lah." ujar Bella malas.
Mentari memang termasuk siswa yang pandai dalam bidang pelajaran. terutama matematika, baginya Mtk itu tidak sulit untuk dikerjakan, jika kita benar benar niat mengerjakan dan bersungguh sungguh, pasti kita bisa.
"Mumpung dikit, cuma lima soal doang." jawab Mentari, yang masih fokus bergelut dengan angka-angka dan rumus-rumus.
"Iya lima soal, tapi jawabannya lima lembar."
Mentari menutup buku nya dan merapikan alat tulisnya, lalu berdiri.
"Ayuk ke kantin, laper ni gue." ajaknya kemudian berjalan mendahului Bella yang sejak tadi menunggunya.
"Dih si kampret, gak tahu duduk emang. Udah ditungguin malah ninggalin. Kaya si anu aja lo." umpat Bella kesal. Kemudian menyusul Mentari yang sudah duluan.
...
"Ke kantin kuy." ajak Rio kepada dua temannya yang masih duduk dikelas seraya memainkan ponselnya.
"Bentar yo, bentar lagi menang nih gue ngelawan si kampret." sahut Joan yang sibuk memainkan game diponselnya.
"Jangan mimpi lo." sahut Bintang ketus.
"Dasar dua manusia kampret, dari pelajaran pertama malah sibuk main game. Gimana mau pinter lu berdua." ceramah Rio panjang lebar.
Memang diantara ketiganya, Rio yang paling rajin. Jangan ditanya Joan dan Bintang, mereka rajin. Rajin tidur dikelas, atau bermain game dikelas saat guru tengah mengajar.
"Ah bangsul, kalah gue anj." umpat Joan kesal, ketika kalah bermain dengan Bintang.
"Mampus lo, traktir gue dikantin sepuasnya hahaha." ujar Bintang girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROPHILE
FanfictionIni tentang Mentari yang mencoba menggapai sang Bintang. Akankah Ia berhasil meraih sang Bintang ? Ataukah ia menyerah dan memilih menatap Bintang dari kejauhan? ... "Kamu terlalu jauh tuk ku gapai." "Kamu, bintang yang nyata untukku." ... RANK 🏆 1...