[8] Mundur?

185 37 66
                                    

Jika menyerah pilihan yang tepat, maka akan aku lakukan itu. Percuma saja aku bertahan, karena sampai kapan pun kamu tidak pernah bisa melihat ke arah ku, dan membalas semua perasaanku.

-Mentari Kirana.

✨✨✨

Dengan sangat sangat terpaksa Bintang menuruti permintaan ketiga temannya itu untuk mengikuti Mentari. Untuk apa juga ia peduli dengan wanita itu, untung saja teman-temannya yang memintanya, kalau tidak segan sekali dia menghampiri cewek yang suka mengganggu ketenangannya itu.

Bintang terus saja berjalan. Entah mengapa kakinya melangkah ke arah ujung koridor yang sepi.

Bintang menghentikan langkahnya saat melihat dua orang yang berada didepannya dengan jarak beberapa meter dari tempat nya berdiri sekarang. Sepertinya kedua manusia itu tidak menyadari kedatangannya saat ini.

Oskar menarik tangan Mentari dan menyudutkannya di dinding. Kini tubuh Mentari terkurung diantara dua lengan Oskar membuat Mentari tidak bisa pergi kemana-mana.

"Apa-apaan sih lo. Lepasin gue!!!"

"Kamu ko jadi jutek gini sih? Kenapa? hmm" lirih Oskar. Kini jarak wajah mereka berdua hanya terpaut lima senti meter membuat Mentari gugup.

Oskar memajukan wajahnya, membuat Mentari refleks mundur kebelakang. Dan sialnya ada dinding yang membuatnya tak bisa menghindar lagi.

"Kenapa diem? Tadi ngomel. Lanjutin sayang." lirih Oskar. Tangannya mengusap lembut pipi Mentari.

Jantung Mentari berdetak sangat cepat. Bagaimana tidak? Siapapun jika berada diposisinya saat ini pasti akan merasakan hal yang sama.

Oskar semakin mengikis jarak wajah keduanya.

Semakin dekat.

Mentari pasrah, ia tidak tahu harus berbuat apa saat ini.

Ditempatnya, Bintang kesal dengan Mentari yang tidak menghindar ketika Oskar terus memajukan wajahnya mengikis jarak diantara keduanya.

Kini hanya berjarak dua senti meter saja.

Bibir mereka hampir menyatu.

Tetapi...

Bugh.

Tubuh Oskar terhuyung kebelakang ketika seseorang menghajarnya dengan tiba-tiba dari samping.

Oskar bangkit lalu membalas pukulan Bintang tak kalah kuat.

Mereka berdua saling adu kekuatan dengan mukul-memukul. Tak ada yang mau kalah.

Sampai Mentari berteriak memintanya untuk berhenti. Dan keduanya berhenti dengan saling menatap penuh kebencian.

Oskar benci Bintang, karena ia telah mengganggu dirinya. Sedangkan Bintang membenci Oskar karena Oskar mencoba melecehkan seorang wanita di depannya. Bintang memang sering memaki Mentari, tetapi ia tidak akan pernah tega menyakiti fisik wanita manapun. Walaupun dirinya benci wanita (bukan berarti gay loh ya!).

"Kalian apa-apaan sih." Mentari menatap wajah Oskar lalu gantian menatap wajah Bintang.

Oskar menatap nyalang ke arah Bintang. "Dia duluan yang nyerang aku Ran." Oskar menunjuk Bintang dengan telunjuknya.

Bintang menatap Oskar tak kalah tajam, lalu tersenyum devil. "gue gak akan nyerang lo tanpa alasan, bodoh."

Oskar hendak maju, namun dadanya ditahan Mentari.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang