[18] Insiden

143 24 3
                                    

Eeetttttt bentar dulu bentar!
Kalau mau baca part ini diwajibkan untuk meng-klik Bintang dipojok kiri bawah.

Udah diklik belum?

Kalau belum cepet sekarang, maksa nih😬 boong-boong.

Boleh dibaca kok sekarang.

Selamat membaca

-------

Ciiiiittt!!!

Bintang menginjak rem mendadak membuat tubuh mereka berdua terhuyung ke depan.

"Ada apa?" tanya Mentari yang shock karena Bintang menginjak rem mendadak sekali.

"Ada yang nyoba ngehadang mobil gue." ujar Bintang yang menatap nyalang ke depan.

Mentari ikut menatap ke depan, dan benar saja ada sekitar tujuh motor yang menghalangi jalan mereka. Dan yang anehnya tiga belas orang yang berada diatas motor itu semuanya menggunakan penutup wajah hingga yang terlihat hanya matanya saja.

Ia tersentak ketika ada seseorang mengetuk kaca jendela disebelah Bintang dengan keras.

"Keluar lo anjing!!!" maki orang itu yang terus saja nengetuk jendela mobil Bintang dengan keras.

Tanpa rasa takut sedikitpun, Bintang hendak membuka pintu mobilnya namun pergerakannya di tahan oleh Mentari yang memegang lengannya.

"Bintang, kamu mau kemana?" tanya Mentari dengan raut wajah terlihat khawatir, bagaimana tidak? Ia takut jika Bintang keluar maka akan berkelahi oleh 13 pemuda itu, yang tentu saja sudah tahu akan berakhir seperti apa.

Bintang yang akan kalah, karena ia kalah banyak dengan mereka yang berjumlah 13 orang.

"Gue mau keluar." jawab Bintang dengan raut wajah yang terlihat biasa saja. Seperti, bukan masalah besar jika ia keluar dari mobil ini dan menghadapi belasan orang di hadapannya.

"Aku mohon jangan Bintang, nanti kamu--"

"Lo gak usah khawatir, gue gak selemah itu." balas Bintang, kemudian membuka pintu dan keluar dari dalam mobil.

Jalanan disini cukup sepi, sehingga tidak masalah mobilnya berhenti di tengah jalan. Karena tidak akan ada kendaraan yang berlalu lalang.

Tanpa rasa takut Bintang menghampiri seseorang yang sudah berdiri di tengah seorang diri sedangkan yang lain membentuk lingkaran dan ditengah lingkaran itu terdapat Bintang dan seseorang yang tengah menatap nyalang ke arahnya, sepertinya orang itu ketua dari geng motor ini. Terlihat dari gaya dan penampilannya. Orang itu juga membawa motornya sendiri, tidak berboncengan seperti teman-temannya yang lain.

Saat ini Bintang sudah berdiri tegap dihadapan lelaki itu, tatapannya tak kalah nyalang.

Sedangkan di dalam mobil, keringat dingin sudah mengucur di dahi Mentari padahal AC di dalam mobil dalam keadaan menyala.

Dalam hati, Mentari terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan Bintang. Meskipun Bintang selalu mengabaikan dan mengacuhkannya. Namun Mentari tetap mengkhawatirkan keadaannya.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang