Yang takbirannya sambil rebahan baca wattpad, sini merapat. Wkwk.
Selamat Membaca
---------------
"Gila muka lo bonyok banget Bi, siapa si yang udah ngeroyok lo, banci bener mereka!" ujar Joan ketika menghampiri Bintang yang sedang duduk di kursi dekat kolam renang rumahnya.
"Gue dikeroyok orang gak dikenal."
"Gak mungkin lo gak kenal dia, pasti lo kenal juga. Mungkin tanpa lo sadari, lo pernah buat kesalahan sama mereka, sampai mereka ngeroyok lo kaya gini." pernyataan Aska membuat semua menoleh menatap ke arahnya.
Joan mengangguk, "Bisa jadi Bi." timpal Joan menyetujui ucapan Aska.
"Tapi seenggaknya, gak harus main keroyokan gini." ujar Joan lagi.
"Muka udah kaya gini, bukannya ke rumah sakit."
Bintang terdiam, memikirkan ucapan teman-temannya. Ada benar nya juga yang mereka ucapkan, mungkin tanpa Bintang sadari ia pernah berbuat kesalahan dengan ketua geng mereka. Tapi apa? Ia tidak ingat sama sekali.
"Apa selama ini lo punya musuh?" tanya Joan yang dibalas gelengan kepala oleh Bintang.
"Lo temenan sama gue udah lama. Dan lo tau sendiri gue jarang ribut sama orang."
"Jarang bukan berarti gak pernah kan?" Joan menatap Bintang dengan sebelah alis yang terangkat keatas.
"Siapa orang yang terakhir kali lo hajar?"
Bintang menoleh ke arah Aska lalu menjawab, "Oskar."
"Mantannya Mentari itu kan?" tanya Joan yang dibalas anggukan oleh Bintang.
Joan menggebrak meja heboh, "Emang anjing tuh orang, anak baru udah banyak lagu!" seru Joan yang sudah kesal.
Aska menarik tangan Joan yang tadi berdiri untuk duduk kembali, "Belum tentu dia Jo."
"Kalau bukan dia siapa lagi? Masa gue!" balas Joan.
"Bisa jadi si Oskar yang ngehajar lo kemarin." ujar joan dengan yakin kalau oskar lah pelaku nya atas insiden kemarin.
"Iya kan! Mungkin si Oskar cemburu sama lo, karena Mentari ngejar-ngejar lo terus." tebakan Joan membuat bintang menatapnya serius.
Apa yang joan ucapkan, ada benarnya juga. Mungkin dalang dibalik semua ini adalah oskar, karena ia cemburu dengan dirinya yang selalu ditempeli Mentari.
Joan menjetikkan jarinya, "Ha! Gue punya ide." ujar Joan bersemangat membuat teman-temannya menatap ke arahnya.
"Kalau gak jelas, gue tampol lo." ancam Bintang membuat Joan berdecak malas.
"Sini-sini dengerin gue dulu!" Suruh Joan dan teman-temannya mendekat ke arahnya.
🌞
Mentari menghela nafasnya, kemudian berjalan menuju pintu utama rumah tersebut. Mentari meyakinkan diri untuk memencet bell tersebut. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Sekali lagi ia menghela nafas dan kembali memencet bel untuk yang kedua kalinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROPHILE
FanfictionIni tentang Mentari yang mencoba menggapai sang Bintang. Akankah Ia berhasil meraih sang Bintang ? Ataukah ia menyerah dan memilih menatap Bintang dari kejauhan? ... "Kamu terlalu jauh tuk ku gapai." "Kamu, bintang yang nyata untukku." ... RANK 🏆 1...