Kembali padaku

137 4 0
                                    

Rico tanpa sengaja melihat Vina dan Rasya disebuah Cafe, dan itu sukses membuat kesalahpahaman diantara keduanya semakin parah.

Beberapa hari berlalu

Keduanya tengah berada di tempat yang sama namun hanya Vina yang menyadari keberadaan Rico, sedang Rico sendiri tak mengetahui kalau Vina juga berada di tempat itu.

Vina sengaja bersembunyi demi bisa melihat Rico dari jauh.

Keduanya tengah berada di Pantai tempat yang paling banyak menyimpan kenangan diantara mereka.

Dengan wajah sedih Rico datang dengan membawa satu buket bunga mawar putih.
Ia berhenti ditepian dan memandang kosong ke arah deburan ombak.

Ia mengangkat bunga di tangannya dan menatapnya sendu.
"Happy monthsary, Sayang!" Gumamnya dengan suara bergetar.
Tak terasa air matanya ikut mengalir karna merasakan kepedihan.
Kepedihan itupun menyalur ke Vina yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

Vina membekap mulutnya sendiri saat tangisnya mulai pecah.
"Bahkan kamu masih lakuin permintaanku disaat hubungan kita udah tinggal kenangan?"
Tubuh Vina luruh kebawah. Dengan bersandar pohon ia menangis sejadinya.

Rico menaruh bunga itu dihamparan pasir.
"Lucu kan? Aku tetap merayakan monthsary kita disaat kamu udah bahagia dengan yang lain. Pasti kamu juga udah lupa kan dengan hari ini?" Ucap Rico sembari tersenyum miris.
"Dunia ini gk adil. Kenapa harus ada perasaan ini kalau ujungnya hanya akan membawa luka?"

Rico merasa kepedihan itu semakin menjadi. Ia tak menyadari kalau semua itu ada kaitannya dengan kondisi Vina yang juga sama seperti dirinya.

"Apa mimpi indah itu benar-benar hanya sebuah mimpi?"
Rico memandang getir ke arah deburan ombak.
"Aku merindukanmu, aku butuh kamu." Ucapnya yang terdengar begitu pedih.
"KENAPA SEMUA INI HARUS TERJADI? KENAPA?" Teriaknya frustrasi.

Vina semakin membekap mulutnya. Tangisnya semakin tak bisa dibendung tatkala melihat Rico yang luruh berlutut diatas pasir dan terlihat begitu rapuh.
Ingin rasanya ia berlari memeluk sosok yang sangat ia rindukan itu.
Mengusir kesedihannya dan membuatnya kembali bahagia.
Namun bayangan dimana ia telah tanpa sengaja melukai perasaan Rico kembali membayanginya.
Ia merasa tak pantas lagi berada diposisi itu, karna merasa hanya luka yang akan ia bawa untuk kehidupan Rico.

"Lupain aku, kamu pantas buat bahagia Ric!"
Ucapan yang begitu lirih bahkan nyaris tak terdengar namun tanpa ia duga Rico seolah bisa mendengar ucapannya.

Vina terkejut dan panik seketika saat melihat Rico yang tiba-tiba bangkit sembari mengedarkan pandangan seolah mencari sesuatu.

"Suara itu, gk mungkin cuma halusinasi."
Rico terus mengedarkan pandangan sembari melangkah dan terus mencari, berharap bisa menemukan sosok yang sangat ingin ia temui.

Sampai akhirnya ia hanya bisa menghela nafas pasrah karna apa yang ia harapkan tak mungkin bisa ia dapatkan.

***
Kejadian di Pantai terus mengganggu pikiran Vina.
Rico yang terlihat begitu sedih dan rapuh membuatnya semakin merasa bersalah.
Hingga akhirnya Vina pun memutuskan untuk benar-benar menjauh dari kehidupan Rico.

"Apa? Gk, gue gk setuju!" Ucap Sintya saat Vina mengutarakan niatnya untuk pindah dari Indonesia.
"Vin, masalah itu diselesai'in bukan dihindarin, gila lo ya?"

"Masalah kami udah selesai. Sekarang saatnya kami buat menata hati kami dan melupakan satu sama lain, dan selama gue masih disini itu akan sulit bukan hanya untuk gue tapi juga untuk Rico sendiri."

"Selesai? Dengan cara kalian menyakiti diri kalian sendiri itu yang lo bilang selesai?"
"Lo bilang menata hati dan lupain satu sama lain?"
Sintya berdesis dan terkekeh menertawakan ucapan Vina.
"Jangan lo kira gue gk tau seberapa dalam perasaan kalian. Gue kenal lo, gue kenal Rico dan kalian gk bisa hidup tanpa satu sama lain!"

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang