Trauma

41 3 0
                                    

Mengingat kondisi Vina yang membutuhkan perawatan medis, mereka pun memutuskan pulang ke Jakarta keesokan harinya.
Mereka terpaksa melewati jalan pintas karna jalan utama yang akan mereka lewati tertutup longsor.
Sebuah jembatan tua pun harus mereka lewati kalau ingin cepat sampai ke kota.
Disaat menyebrangi jembatan Vina terpelanting dan nyaris terjatuh karna kayu yang ia pijak tiba- tiba patah.
Melihat Vina yang sudah bergelantungan Rico tanpa pikir panjang langsung melompat kedalam sungai.
Ia berhasil menangkap Vina sebelum gadis itu terjatuh. Sayangnya disaat mereka belum sempat menepi, jembatan yang berada diatas mereka runtuh dan menimpa keduanya tanpa ampun.
Rico berusaha melindungi Vina dari reruntuhan menggunakan tubuhnya.

Vina yang gagal melepaskan diri dari dekapan Rico hanya bisa menangis merasakan Rico yang menahan semua rasa sakit demi bisa melindunginya.

Rico mulai mengurai dekapannya ketika merasa tak ada lagi reruntuhan yang jatuh menimpa mereka.
"Kamu nggak papa kan? " Tanya Rico dengan nafas tersengal.
Darah mulai mengalir dari kepalanya yang terluka. Bukan cuma itu bahu serta lengannya juga terlihat berdarah.

"Ric, kamu-"
Tangan Vina gemetar meraba wajah Rico yang sudah berlumuran darah.

"Aku nggak papa, jangan cemas. "

Rico pun membimbing Vina ke tepi sungai dibantu Doni dan juga warga yang lain yang langsung ikut masuk ke Sungai.

Rico langsung dibawa ke Jakarta karena  Rumah sakit di Daerah tersebut tidak mampu menangani luka Rico yang memang cukup serius.

Sepanjang perjalanan sampai ke Rumah sakit Vina tak henti- hentinya menangis.

Apalagi saat melihat kedua orang tua Rico yang datang bersama orang tua Doni, tangisnya pun semakin pecah.
Ia bahkan sampai berlutut untuk meminta maaf karna merasa bersalah telah membuat Rico kembali terluka.

"Sayang, kamu gk boleh kaya gini! Ayo, Mama gk suka kamu seperti ini! " Ucap Mama Rico sembari membantu Vina bangkit dan langsung memeluknya.

" Hiks .. ini semua salah Vina, hiks.. hiks.. Rico lagi-lagi terluka karna Vina Ma! " Vina pun semakin menangis histeris dalam pelukan Mama Rico.

"Apa yang menimpa Rico itu kecelakaan, kamu gk boleh nyalahin diri kamu sendiri! " Ucap Papa Rico yang membuat Vina melepaskan pelukan Mama Rico.

"Papa nggak liat kejadiannya hiks.. kalau aja Rico nggak lompat ke Sungai buat nolongin Vina hiks .. pasti Rico gk akan terluka!" Vina menutup wajahnya dan kembali menangis.

Semua yang ada di sana hanya bisa menghela nafas lelah mendengar tangisan Vina yang tak kunjung reda.

"Ya Allah Vin, udah berapa jam Lo nangis, nggak capek apa? Udah dong, Rico pasti baik- baik aja! " Ucap Sintya entah sudah yang keberapa kalinya membujuk Vina supaya berhenti menangis.

Hingga akhirnya Dokter pun keluar dari ruangan tempat Rico di tangani.

"Gimana Dok? " Tanya semua yang ada di sana nyaris bersamaan.

"Alhamdulillah, meskipun lukanya cukup banyak dan ada beberapa yang parah, namun kondisi pasien baik-baik saja. Saya cukup kagum dengan fisik pasien yang sangat kuat, dengan luka seperti itu ditambah perjalanan jauh kondisinya tetap stabil, itu luar biasa!" Ucap sang Dokter yang membuat semua bisa bernafas lega.
"Saya sempat bertanya pada pasien dan katanya Cinta dari dua wanita yang sangat dicintainya yang bisa membuatnya sekuat itu, sungguh luar biasa bukan?"

"Kamu dengar kan, Rico baik-baik aja dan itu semua juga karna kamu Sayang, Cinta dari kamu yang buat Rico kuat menghadapi apapun yang menimpanya!" Ucap Mama Rico sembari merangkul serta membelai bahu Vina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang