Hanya ingin menjagamu

96 7 0
                                    

Satu bulan berlalu

Tak ada yang berubah antara Rico dan Vina, keduanya masih tak saling menegur sekalipun segala cara sudah Doni dan Sintya coba untuk menyatukan keduanya kembali.

Sampai hari itu fakultas mereka mengadakan wisata alam di sebuah tempat wisata yang menyajikan keindahan air terjun bertingkat yang sering di gunakan untuk ajang loncat  indah oleh beberapa wisatawan.

Siang itu Rico yang juga ikut dalam wisata itu tengah duduk seorang diri di sebuah taman.
Ia termenung dengan tatapan kosong meratapi nasib percintaannya yang tak seindah yang ia impikan.
Ia pun menghela nafas lelah sembari menatap miris ke arah dua tangkai bunga mawar putih yang berada di tangannya.

"Bahkan aku masih merayakan hari jadi kita sesuai dengan permintaan kamu, menyedihkan bukan?" ucapnya dengan senyum yang menyiratkan luka yang begitu dalam.
"Aku udah berhasil lakuin tantangan dari kamu, apa sekarang aku boleh ngajuin satu permintaan?" imbuhnya sembari menundukan wajahnya yang terlihat sangat sedih.
"Aku pengen kita bisa sama-sama lagi kayak dulu, sekalipun cuma berteman itu lebih baik dari pada hubungan kita yang sekarang! Aku kangen kamu, kangen banget!" ucapnya bersamaan dengan satu tetes air matanya yang jatuh.

Rico pun beranjak dari tempatnya meninggalkan bunga yang ia bawa di kursi yang sebelumnya ia duduki.

Tak selang berapa lama Vina yang merasa bosan juga memutuskan untuk berjalan-jalan di taman, secara kebetulan ia pun duduk di kursi yang sama yang sebelumnya sempat di duduki oleh Rico.

Vina pun terkejut saat melihat bunga favoritnya ada di sebelahnya.

"Punya siapa ya, sayang banget bunga cantik-cantik di tinggalin gitu aja!" ucapnya sembari memperhatikan sekeliling mencari pemilik dari bunga itu.
"Gk ada orang, buat gue aja gk papa kali ya?" imbuhnya yang berdialog sendiri sembari tersenyum manis.

Sepulangnya dari taman Vina menghampiri kedua temannya yang tengah mengobrol di depan hotel tempat mereka menginap.

"Dari fans lo lagi?"

"Bukan, gue nemu tadi di bangku taman gk tau punya siapa!" jawab Vina menanggapi pertanyaan dari sahabatnya Sinta.

"Tumben lo doyan barang bekas?" ledek Lani dengan senyum tengilnya.

"Enak aja barang bekas, buat bunga secantik ini gk ada istilah bekas!" protes Vina kesal.

"Mungkin ada cowok yang nembak ceweknya pake bunga itu tapi di tolak makanya bunganya di tinggalin gitu aja!"

"Bisa jadi, lagian cowoknya nembak gk niat bawain bunga cuma dua biji nanggung lah harusnya sebuket besar baru cintanya di terima!" ucap Lani menimpali duga'an Sinta tentang pemilik dari bunga itu.

"Matre lu! Yang namanya cinta itu gk mandang apa yang dia kasih buat kita yang penting ketulusannya, walaupun cuma setangkai tapi kalau yang ngasih tulus itu udah cukup berharga buat orang-orang kayak gue sih gk tau kalau ceweknya sejenis lo gini!"

"Cewek jenis apaan maksud lo?" protes Lani kesal sembari mendorong tubuh Vina pelan.

Di sisi lain Rico yang kebetulan berada tak jauh dari ketiganya tanpa sengaja melihat Vina yang tengah asik bercanda dengan kedua temannya.
Senyum terukir di bibirnya saat melihat tawa di wajah cantik gadis yang masih setia menghuni relung hatinya.

Rico pun mengernyitkan dahi saat melihat bunga yang berada di tangan Vina.

"Bunga itu, bagaimana bisa?" gumamnya saat ia yakin bunga yang berada di tangan Vina adalah bunga yang sama yang ia tinggalkan di bangku taman.

Rico pun tersenyum saat menyadari begitu banyaknya kebetulan yang selalu bisa menghubungkan Vina dengan dirinya

"Sepertinya bunga itu tau banget siapa pemiliknya!" imbuhnya masih dengan senyum yang semakin mengembang di bibirnya.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang