Trauma yang hilang

164 10 0
                                    

Rico masih terus memandangi kepergian Vina.
Bahkan sampai mobil gadis itu menghilang, ia masih tetap tak beranjak dari posisinya.

"Orangnya udah pergi masih aja di liatin!" celetuk Doni yang berhasil membuyarkan lamunan Rico.
"Gimana rasanya bibir Vina, manis gk?" goda Doni yang sukses membuat Rico blushing.

"Belum sempat gue rasain, kapan-kapan deh gue coba lagi!" Ucapnya dengan senyum tengil untuk menutupi nervousnya.

"Anjiirr gilak lo! Coba ngomong gitu di depan Vina tadi pasti habis lo di mutilasi!" ucap Doni sembari terkekeh.

Rico pun memilih masuk ke kamarnya dan meninggalkan teman- temannya yang masih asik bermain game di ruang keluarga.

Ia membaringkan tubuhnya dan di saat ia memejamkan matanya seketika bayangan insiden di bawah sofa melintas di otaknya.

Ia masih bisa merasakan bagaimana lembutnya bibir Vina.
Ia kemudian meraba bibirnya sendiri.
"Gk nyangka ternyata first kiss gue sama lo, pake lo yang nyium lagi! Haiiss, gk kece banget momentnya!" kesalnya lalu menyembunyikan wajahnya di bawah bantal.

Vina yang tengah menyetir mulai jengah karna Sintya yang seperti tak pernah bosan untuk menggodanya.

Sintya terus menanyakan kronologis kejadian yang melibatkan bibirnya dan bibir Rico bertemu.

"Gimana rasanya bibir Rico lembut gk?"
Salah satu pertanyaan dari Sintya yang membuatnya serasa ingin membungkam mulut sahabatnya itu dengan kaos kakinya.

Di saat Sintya masih sibuk melontarkan berbagai pertanyaan.
Vina melihat mobil Renna melaju ke arah rumah Rico.

Meskipun tak pernah berbicara langsung tapi Vina sudah hafal dengan wajah Renna karna sempat beberapa kali tanpa sengaja bertemu.
Ia juga ingat bagaimana Renna menatapnya seolah gadis itu sangat membencinya.

Tiba-tiba Vina merasa sedikit sesak, ia pun memegangi dadanya.

"Kenapa Vin, masih deg-deg'an ya?" goda Sintya lagi yang langsung di sambit kotak tisu oleh Vina saking geramnya.

***

Dua hari berlalu

Hari ini Rico kembali masuk kuliah setelah tiga hari meliburkan diri karna sakit.

Vina memang tak menjenguk Rico lagi di rumahnya.
Namun mereka sempat beberapa kali berkirim chat sekedar untuk menanyakan kabar.

Rico memberitahu Vina kalau hari ini ia sudah mulai masuk kuliah dan Vina pun sudah menyiapkan sesuatu buat Rico di botol minumannya.

Vina menunggu Rico di tempat biasa mereka bertemu, di balkon kampus tentunya di tempat rahasia mereka.

Rico yang tengah asik mendengarkan musik sembari menyetir mengalihkan perhatiannya karna mendengar suara notif pesan yang masuk.

Rico tersenyum saat membaca pemilik notif itu, ia pun membukanya.

"Gue tunggu di tempat biasa ya, gue punya sesuatu buat lo!"

Begitulah isi pesan dari Vina, yang membuat senyum Rico semakin mengembang.
"OTW sayaang!" ucapnya semangat.

Rico pun melajukan mobilnya lebih cepat lagi karna sudah tak sabar ingin sampai kampus dan bertemu gadisnya itu.

Rico memang belum yakin dengan perasaannya ke Vina namun ia tak mau ambil pusing,
ia hanya ingin bersama gadis yang berhasil membuatnya merasa rindu bila sehari saja tak bicara atau pun tak melihat wajahnya.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang