Akhir sebuah dendam

115 7 0
                                    

Rico dan yang lainnya masih sibuk mencari keberadaan Vina.

Di lain tempat, di sebuah gudang terlihat seorang gadis tergeletak di lantai tak sadarkan diri dan mulai membuka matanya.

Vina memegangi kepalanya yang terasa pusing, ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya sampai ia berada di tempat yang begitu asing buatnya.

"Udah bangun Sayang?"

Sebuah suara yang tak asing di telinganya membuatnya mengalihkan pandangan.

"Rio? Lo juga ada di sini, ini di mana?" Tanya Vina polos sembari bangkit untuk berdiri.

"Kita berada di tempat yang jauh dari gangguan Sayang, jadi malam ini kita bisa bersenang-senang!" Jawabnya dengan seringaian.

Vina mengerutkan dahi, ia merasa Rio berbeda dari yang ia kenal sebelumnya.

"Maksud lo apa, gue gk ngerti?"

Rio tersenyum miring mendengar nada bicara Vina yang mulai sinis kepadanya.

"Masa lo gk ngerti bukannya sebelumnya lo tinggal di Amerika? Pasti lo udah sering dengar yang namanya sex party bukan? Atau jangan-jangan lo juga sering gabung!"

"Jangan kurang ajar ya, jaga bicara lo!"

Rio tertawa mendengar ucapan Vina.
"Jadi lo belum pernah melakukan itu, itu artinya lo masih virgin dong?" Ucapnya sembari tersenyum miring.
"Kalian denger? Kita bakalan jadi yang pertama guys!" Imbuhnya sembari tertawa puas.

"RIO!"

Vina sampai tak bisa berkata-kata mendengar ucapan Rio yang merendahkannya.
Ia masih tak percaya kalau cowok di depannya ini adalah cowok yang sama yang selalu ia bela di saat Rico berbicara buruk tentangnya.

"Jadi bener apa yang Rico bilang tentang lo selama ini? Lo gk sebaik yang gue bayangin, lo juga punya niat jahat sama gue, JADI ITU SEMUA BENER?" Teriak Vina frustasi karna kebodohannya yang tak mempercayai ucapan Rico.

"Ya, itu semua bener! Dari awal kita bertemu itu semua sudah masuk dalam scenario gue, termasuk kecelakaan motor itu semua gue yang rencanain!"

Vina syok mendengar pengakuan Rio, ingatannya kembali mengingat ucapan Rico yang mengatakan kalau itu semua cuma rekayasa Rio untuk mendapatkan simpatinya,
namun ia malah tak percaya dan menampar Rico waktu itu.

Vina luruh ke lantai, kakinya seakan tak punya daya untuk berdiri.
Ia merutuki kebodohannya yang selalu tak mempercayai ucapan Rico.
Padahal sudah beberapa kali Rico mengingatkannya untuk menjauh dari Rio, tapi ia tak pernah mau dengar.
Ia mengabaikan semua peringatan Rico dan sekarang ia dalam bahaya karna sifat keras kepalanya sendiri.

"Kenapa lo nyesel karna lebih percaya gue dari pada Rico? Udah terlambat Sayang!" Ucap Rio dengan senyum meremehkan membuat Vina geram dan bangkit berdiri.
"Apapun yang udah dan akan gue lakuin ke lo jangan pernah lo nyalahin gue, salahin Rico karna dia lo gue pilih buat alat balas dendam gue ke Rico! Benci dia sama seperti mantan gue membenci gue! Gue mau Rico ngerasain apa yang gue rasain dulu! Dia udah hancurin kebahagiaan gue, sekarang saatnya gue buat balas dendam ke dia lewat lo! Kalau gue nyakitin lo Rico juga pasti akan hancur! Dia gk akan bisa maafin dirinya sendiri, seumur hidupnya Rico akan hidup dengan rasa bersalah itu yang gue mau!"

"Jadi cerita itu juga bener? Gue udah denger semua dari Rico dan menurut gue Rico gk salah, sekalipun pas kejadian gue gk ada di sana tapi gue yakin Rico gk mungkin godain cewek lo! Gk seharusnya lo limpahin semua kesalahan ke Rico dan membencinya selama ini! Dan lo bilang apa tadi? Rico bakalan hancur kalau lo nyakitin gue?" Tanya Vina sembari terkekeh.
" Emang hubungan kami apa? Apapun yang terjadi sama gue, Rico juga gk akan peduli! Sekalipun lo bunuh gue itu gk akan ada pengaruhnya buat dia, apalagi setelah gue ngusir dia dan bersikap kasar tadi, sekarang ini dia pasti udah benci banget sama gue!" Ucap Vina dengan raut wajah sedih.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang