Calon Tunangan

104 3 0
                                    

Di hari jadi mereka yang ke satu tahun tanpa Vina duga Rico mengucapkan kata-kata yang Vina sendiri masih tak percaya Rico tega mengucapkan semua itu.

Rico mengatakan kalau ia mulai merasa bosan dengan hubungan mereka dan ingin merubah semuanya.

Dengan air mata berderai Vina pun memukuli dada Rico untuk melampiaskan kekecewaannya.

"Sayang, dengerin dulu aku belum selesai ngomong!"

"Mau ngomong apa lagi kamu? Masih belum cukup kamu nyakitin perasaanku?" Ucap Vina yang terlihat begitu hancur.
"Aku benci sama kamu Ric!" Imbuhnya dan ingin berlalu namun Rico dengan sigap menahannya.

"Diem dan biarin aku selesai ngomong!" Pinta Rico sembari memegangi kedua bahu Vina.
"Aku emang bosan dengan hubungan kita tapi bukan berarti aku juga bosan sama kamu!"

Vina menatap Rico sinis karna ucapannya yang membuatnya semakin geram.

"Aku pengen ganti status, aku gk mau jadi pacar kamu lagi karna aku maunya jadi tunangan kamu!" Ucap Rico sembari mengeluarkan kotak kecil dari sakunya.
Rico membuka kotak itu dan berkata," Kamu mau kan jadi tunangan aku?"

Vina terdiam, saat ia mulai menyadari sesuatu ia pun kembali menyerang Rico.
"Emang dasar usil, suka banget sih ngerjain orang!" Kesal Vina sembari memukuli Rico.

"Loh, kok aku yang disalahin, kan kamu yang asal ngambil kesimpulan pas aku belum selesai ngomong?" Protes Rico sembari terkekeh menerima amukan Vina.

"Bodo! Males aku sama kamu!"
Vina kembali ingin beranjak namun Rico kembali menahannya.

"Iya deh' aku yang usil, sorry ya please!"

Vina tak menjawab dan langsung bersedekap sembari memalingkan wajahnya.

"Aku traktir es cream deh!"  Ucap Rico mencoba membujuk Vina namun tak berhasil karna Vina menggeleng menolak tawaran Rico.
"Sama coklat?" Imbuh Rico lagi namun tetap tak berhasil.
"Tambah satu buket besar Mawar putih?"
Vina tetap menggeleng tak terpengaruh sogokan Rico.
"Sama Toko bunganya skaliyan aku beliin buat kamu, gimana?" Imbuh Rico saking frustasinya membujuk Vina.
"Jadi kamu gk mau maafin aku?"
Vina tak menjawab dan kembali hanya menggeleng.
"Ya udah kamu maunya apa? Apapun yang kamu mau aku lakuin asal aku dimaafin!"

"Nyemplung ke kolam!" Ucap Vina singkat dengan ekspresi datarnya.

"Sayang, gk usah bercanda deh, masa aku udah ganteng gini disuruh nyemplung ke kolam?"

"Aku udah dandan cantik juga kamu bikin nangis!"

Rico menghela nafas lelah.
"Kamu yakin? Ini udah malem loh, ntar klo aku sakit gimana?"

"Barusan kamu juga bikin aku sakit hati!"

Rico kembali menghela nafas lelahnya.
"Ya udah ok, kalau itu memang bisa bikin kamu gk ngambek lagi, aku lakuin permintaan kamu!"

Rico melepas jasnya dan bersiap melompat ke kolam.
Namun belum sempat ia melangkah, Vina sudah menarik tangannya sembari tertawa kecil.

Rico kembali menghela nafas karna lega Vina yang tak serius memintanya melompat ke kolam.

"Emang kamu aja yang bisa usil?" Ucap Vina dengan senyum tengilnya.

"Maaf ya, aku emang keterlaluan sampe bikin kamu nangis tadi!"
Rico membelai wajah Vina dengan wajah penuh penyesalan.

"Enak aja maaf, habis ini kamu harus pesanin aku satu mangkuk es cream buat ngademin jantung aku, masih deg-degan tau!" Kesal Vina.

"Masa sih!" Goda Rico sembari terkekeh.
Rico kemudian terdiam, ia menatap Vina dalam seolah tersimpan keseriusan dalam tatapannya.
"Jadi gimana, kamu mau kan terima lamaranku?"

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang