Lagi-lagi salah paham

172 13 0
                                    

Dua hari kemudian Rico akhirnya di ijinkan kembali ke Jakarta oleh Mamanya.

Itupun juga terpaksa karna telinga Mamanya sudah sangat panas mendengar rengek'an Rico yang minta di pulangkan ke Jakarta.

Semenjak Vina menghubunginya Rico memang kembali bersemangat, andai Mamanya mengijinkan ia pasti sudah kembali ke Jakarta di hari yang sama setelah Vina menghubunginya.

____

Paginya Rico sudah kembali kuliah, meski kakinya masih sedikit pincang ia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kampus.

Sesampainya di kampus, hal pertama yang ingin ia lakukan adalah mencari sosok yang hampir membuatnya gila beberapa hari terahir.

Rico terus berjalan dengan mata yang menyisir ke seluruh halaman kampus.
Langkahnya terhenti karna ada satu teman yang memanggil namanya dan berlari menghampirinya.

"Ric lo gk papa kan? Gue denger dari Doni lo jatuh dari motor, ko bisa sih? Lo kan jago naik motor kenapa bisa sampai jatuh?" tanya Renna dengan wajah cemas dan tangan yang memeriksa luka di wajah Rico.

Rico hanya terkekeh dengan perlakuan temannya ini, ia merasa Renna terlalu berlebihan.

"Gue gk papa, emang lagi apes aja! Gk usah cemasin gue, orang cuma luka kecil!" ucap Rico sembari tersenyum.

Renna tetap terlihat khawatir dan kembali mengomeli Rico. Rico pun menjelaskan kondisinya yang sudah sangat membaik supaya temannya berhenti mencemaskannya.

Semua pemandangan itu terlihat oleh Vina yang berdiri tak jauh dari keduanya.

Vina yang tadinya ingin menghampiri Rico seketika mengurungkan niatnya.
Entah kenapa ada perasaan tak suka melihat Rico dekat dengan gadis lain.
Namun Vina segera menepis perasaan itu.
Ia juga berniat untuk menjauhi Rico dari sekarang karna ia tak ingin merusak hubungan Rico dengan gadis yang ia sendiri tak tau siapa namanya.

Vina memutuskan untuk beranjak dari tempatnya berdiri sebelum Rico melihatnya.

Rico selesai berbicara dengan Renna, ia pun melanjutkan misinya mencari sosok yang ingin sekali ia temui.

Rico melihat Sintya beserta genk'nya tengah mengobrol santai di taman kampus, ia pun langsung menghampiri keempatnya.

"Eh Ric, udah balik gue pikir masih di Bandung! Gimana, katanya jatuh dari motor?" tanya Sintya.

"Iya, tapi udah gk papa kok tinggal luka yang di lutut yang masih sedikit nyeri!" jawabnya sembari melihat sekeliling namun tak menemukan keberadaan Vina.
"Temen lo mana, tumben pisah biasa juga kayak upin ipin tak terpisahkan!" ucapnya sembari tersenyum meledek.

"Wah, parah ngatain kami upin ipin, gue bilangin Vina habis lo!" ucap Sintya yang membuat Rico cengengesan.
"Tau tuh bocah kemana tadi juga di sini sama kami, mungkin ke toilet!" imbuh Sintya yang juga melihat sekeliling mencari keberadaan Vina.

Rico pun mengangguk dan berpamitan pada Sintya karna sebentar lagi kelasnya akan di mulai.

Siangnya Rico yang di temani genk'nya berniat untuk makan siang di kantin.
"Sekaliyan nyari Vina, biasanya jam segini dia udah nongkrong di sana!" batinnya yang tidak sabar untuk bertemu dengan gadis yang sangat ia rindukan.

Dan sesuai dugaan Rico, Vina dan teman-temannya memang tengah asik menyantap makan siang mereka di kantin.

Rico ingin menghampiri namun langkahnya terhenti saat ia melihat Vina seperti tak terpengaruh dengan kehadirannya.

Pandangan mereka sempat bertemu saat Rico baru memasuki kantin, namun Vina langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah kehadiran Rico hanyalah sesuatu yang biasa untuknya.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang