Mengalah

95 6 0
                                    

Rico merencanakan pertemuan Vina dan Rasya lewat Pensi di Kampusnya.

Vina terpaku saat melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Rasya benar-benar masih hidup.
Vina begitu terhanyut akan pertemuan itu hingga tak menyadari keberadaan Rico yang tengah menahan sakit akibat pemandangan didepannya yang sungguh membuatnya terluka.

Di saat ia menyadari keberadaan Rico, hatinya pun ikut merasakan sakit karna merasakan apa yang Rico rasakan.

Perasaan campur aduk itu  berhasil membuat tubuhnya limbung hingga tak sadarkan diri.

***

Rico yang tengah menunggui Vina yang belum juga sadarkan diri di Rumah sakit terlihat begitu sedih dan frustrasi.

Ucapan Dokter yang mengatakan bahwa Vina mengalami depresi membuatnya seolah mendapat tamparan keras karna merasa gagal dalam menjaga Vina.

Belum lagi adegan pertemuan dengan Rasya yang seolah terus berputar di otaknya.

Keduanya masih saling mencintai, itulah penilaiannya.

Rico menatap Vina sedih, tangan yang selalu ia genggam ia kecup lembut seolah takut kehilangan.

"Makan dulu Ric, dari siang lo kan gk ada makan." Pinta Doni yang sudah membawa makanan untuk Rico.

"Taruh aja di meja Don, gue gk laper!''

"Jangan gitu, klo lo sakit ntar siapa yang jagain Vina?"

Rico menghela nafas panjang kemudian mengusap wajahnya frustasi.

"Nitip Vina, gue ke Mushola bentar."

Doni pun hanya bisa menghela nafas melihat Rico yang seolah kehilangan semangat hidupnya.

*
"Darimana aja sih, Vina udah sadar. Dari tadi dia cemas nyariin lo!"

Rico tak menjawab dan langsung duduk dibangku.

Betapa terkejutnya Doni saat melihat sosok yang muncul di belakang Rico.
"Masih berani lo nunjukin muka lo  setelah semua kekacauan yang lo buat?"

"Don!" Tegur Rico yang kemudian mengalihkan pandangannya ke Rasya.
"Masuklah!" Ucapnya yang membuat Doni kelimpungan.

"Gk! Lo gk boleh masuk!"

"Doni!"

"Ric lo-,

"Masuk aja!"

Rasya pun masuk ke Ruang rawat Vina.

"Ric, lo beneran udah gila ya,  ngapain lo bawa dia kesini buat nemuin Vina?"

"Karna dia punya hak!"

"Hak? Hak apa? Lo yang punya hak atas diri Vina bukan dia!"

"Karna Vina masih mencintai dia!" Jawab Rico frustrasi.

Doni melihat kehancuran di mata Rico.

"Gue tau gimana perasaan lo, tapi jangan sampai kecemburuan bikin lo buat keputusan yang bakal lo sesali seumur hidup lo!"

"Ini bukan cuma soal cemburu Don, gue seperti ini karna mikirin kebahagiaan Vina."
"Gue ngerasa dia yang Vina butuhin saat ini bukan gue!" Imbuhnya  sembari menunduk sedih.

Doni pun ikut menghela nafas frustrasi.
"Lo sebenernya dari Mushola atau darimana sih? Kenapa otak lo jadi gk fungsi gini?"

Rico tak merespon omelan Doni.

"Bisa-bisanya lo mikir klo Vina lebih mencintai dia ketimbang-,"

"Lo gk liat respon Vina waktu denger suara Rasya tadi? Selama ini egonya yang melarangnya buat menemui meski hatinya ingin, dan tadi hatinya berhasil mengalahkan egonya. Tanpa dia sadari dia berjalan mencari suara itu, dan lo juga liat kan bagaimana pertemuan mereka tadi?"

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang