Di saat Rico sakit

211 9 0
                                    

Dengan bergabungnya Vina dalam misi pendekatan antara Doni dengan Sintya memang sangat membantu.
Doni banyak mendapatkan info dari Vina soal Sintya setelah Rico memberitahunya tentang Vina yang tak keberatan membantunya supaya bisa lebih dekat lagi dengan Sintya.

Seperti sore itu Doni berencana mengajak Vina ketemuan di Cafe yang tak jauh dari tempat tinggal Vina dengan maksud meminta saran darinya soal Sintya.

Doni pun tak lupa mengajak Rico karna selain untuk menghindari salah paham, ia juga ingin lebih mendekatkan Rico dengan Vina.

Doni tau dari awal ada yang berbeda dari Rico semenjak bertemu Vina.
Bahkan sepupunya itu berubah menjadi pribadi yang lebih menyenangkan ketimbang sebelumnya.

Rico yang dulu lebih irit dalam berbicara apalagi tersenyum berubah menjadi sedikit cerewet apalagi kalau sudah berhadapan dengan Vina, ia akan menjadi sosok yang lebih ramah dan tidak hanya tersenyum tapi juga tertawa lepas.

Sama seperti kedua orang tua Rico, Doni sendiri juga belum pernah melihat Rico yang seperti sekarang ini.
Rico yang seperti memiliki semangat hidup baru dan ia menyadari itu semua karna Vina.

Doni sering memergoki Rico yang tengah diam- diam memperhatikan Vina dari jauh atau saat mereka tengah bersama.
Bukan cuma itu, cara Rico menatap Vina juga berbeda menurutnya.
Namun apakah Rico mau mengakui perasaanya? Jawabannya tentu tidak! Karna setiap kali ia menggodanya Rico selalu mengelak mati-matian seolah tak memiliki perasaan apapun pada Vina.
Padahal dari caranya menatap Vina juga sudah kelihatan kalau ia memang menyimpan sebuah rasa untuk gadis itu.

Seperti tadi saat ia mengajaknya untuk ketemuan dengan Vina, wajahnya langsung berbinar sekalipun ia berusaha untuk menutupinya.

***
Di Cafe

Vina datang setengah berlari menuju meja yang sudah berpenghunikan Doni dan Rico.

"Sorry telat! Gue harus nyari alasan yang tepat buat kabur dari Sintya, takut dia curiga!" ucapnya dengan ngos- ngosan.
"Punya gue kan?" tanya Vina yang langsung meminum jus di depannya tanpa menunggu jawaban dari Doni ataupun Rico.

"Haus apa doyan?" tanya Rico sembari tersenyum meledek.

"Dua-duanya!" jawab Vina dengan cengengesan.
"Thanks ya, pas banget ini emang jus favorit gue!" ucapnya lagi sembari tersenyum.

"Cie, lo tau siapa yang udah mesenin jus itu buat lo?" ucap Doni sembari memberi kode pada Vina bahwa Rico lah yang telah memesankan jus itu untuknya.
"Jus favorit dia aja sampai hafal, perhatian banget sih!" goda Doni yang di tujukan pada Rico.

"Apasih lebay! Gue tau juga karna seringnya dia nentengin jus itu di kampus, pas kita makan bareng juga dia selalu mesan jus itu makanya gue hafal!" elaknya.

"Iuh, berati selama ini lo sering merhatiin gue dong, terharu gue beneran deh!" Vina ikutan menggoda.

Rico hanya memandang Vina dengan tatapan sengit.
"Gali kuburannya sendiri nih cewek! Lo ngomong gitu bikin Doni makin gencar jodohin kita ogeb!" batinnya kesal.

Doni terbahak mendengar ucapan Vina.
"Sepertinya Rico suka sama lo Vin, gimana di terim- auww," ucapan Doni terpotong karna Rico menginjak kakinya yang berada di bawah meja.

"Gk usah di denger, biasa orang kalau lagi jatuh cinta ya gini suka error otaknya!" ucap Rico kepada Vina.

"Jadi gue aja nih yang lagi jatuh cinta?" sindir Doni yang membuat Rico mendelik kesal ke arahnya.

Vina pun cuma tertawa menanggapi keduanya.
ia tak menanggapi serius ucapan Doni tentang perasaan Rico.

"Gue mah gentle kalau cinta ya bilang cinta ngapain malu buat mengakui-"

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang