Rencana jahat Renna

135 9 0
                                    

Paginya Rico terlihat tengah mengobrol berdua dengan sahabatnya Renna.
Renna pun menanyakan perihal pesta yang ia sendiri juga mendapatkan undangan.

"Lo dateng juga?" tanya Renna.

"Dateng lah! Gk enak kalau gk dateng, Revan kan sohib gue juga!"

"Udah ada pasangan?" tanya Renna lagi.

Rico cuma mengangguk, lalu tersenyum manis.
Ia senang karna Vina yang akan menjadi pasangannya dalam pesta malam nanti.

"Sama siapa?" tanya Renna sedikit ragu.

"Ada deh, entar juga lo liat sendiri gue sama siapa datengnya!" ucap Rico dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.
"Lo dateng juga kan? Kalau belum dapat pasangan ajak aja Joy atau Ditto mereka pasti dengan senang hati jadi pasangan lo!" ucapnya lagi.
"Mau gue bilangin ke mereka?"

"Gk usah, kalau soal pasangan gue juga bisa cari sendiri, gk perlu lo cariin!"

Tak lama Rico melihat Doni, Sintya dan juga Vina berjalan beriringan memasuki gerbang kampus mereka.
Rico pun berpamitan pada Renna dan langsung menghampiri ketiganya.

Vina sempat melihat Rico yang sebelumnya mengobrol asik dengan Renna.
Entah kenapa ia kembali merasakan sesak di dadanya melihat semua itu.
Vina pun mengelus dadanya untuk menetralkan rasa sesaknya.

"Morning cantik!" sapa Rico dengan senyum manis di tujukan untuk Vina.

"Ciee, manis banget sapaannya! Vina doang lagi yang disapa gue gk!" goda Sintya yang membuat Rico cengengesan sedangkan Vina tetap memperlihatkan ekspresi datarnya.

"Kalau nyapa lo gk boleh manis-manis bisa gk selamat gue pulangnya!" goda Rico dengan maksud menyindir Doni hingga membuat Doni salah tingkah dan mendelik ke arahnya.

"Jadi kalau sama Vina boleh manis-manis?" goda Sintya lagi.

"Halaah, jangan percaya sama mulut manisnya! Lagi ada maunya makanya dia manis sama gue, entar kalau udah gk butuh juga balik lagi ngeselinnya!" ucap Vina yang entah kenapa moodnya berubah menjadi buruk setelah melihat Rico dan Renna tadi.

"Taubatlah sebelum terlambat, su'udzon mulu perasaan! Gue kurang manis apa selama ini, lo itu yang gk pernah manis sama gue jahatnya nauzubillah!" ucap Rico sedikit kesal.

"Selalu manis? Terus kemarin -kemarin yang selalu bikin gue kesel itu siapa? Jin yang menyerupai lo? Pantes aja gue rada merinding deket lo kemarin! Hiii," ucap Vina sembari pura-pura bergidik ngeri.

"Wah parah, gue di katain jin!"

Rico pun sedikit melangkah maju mendekati Vina dan mendekatkan wajahnya ke telinga Vina.
Ia pun berbisik namun dengan suara yang sedikit keras.
"Berarti tiga hari yang lalu lo habis ciuman sama jin? Ups' salah mencium lebih tepatnya!" bisiknya dengan senyum miring membuat Doni dan Sintya terbahak bersamaan karna masih bisa mendengar bisikan Rico.

Vina pun menatap Rico geram seperti ingin menelannya bulat-bulat.
"Bunuh orang kalau masih pagi gini gk dosa kali ya! Anggap aja otak gue masih belum nyatu, gimana guys?" ucapnya sembari memalingkan wajahnya ke arah Doni dan Sintya.
Keduanya pun langsung memberikan dua jempol mereka tanda dukungan penuh.

"Emang dasar saudara sama temen durhaka!" ucap Rico sembari menatap keduanya geram.
"Eh lo, enak aja gk dosa! Mau pagi, siang, sore, malem yang namanya membunuh itu dosa! Apalagi bunuh orang baik kayak gue gini besar dosanya, mau di bakar di neraka?" imbuhnya dengan berjalan mundur karna Vina terus melangkah maju dan menatapnya seperti hendak menerkamnya.
"Lagian emang salah gue apa, tiga hari yang lalu lo emang nyium gue kan?" ucapnya lagi dengan tak tau malu karna ucapannya yang masih bisa di dengar orang yang berada di sekeliling mereka.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang