Di saat Vina cemburu

117 5 0
                                    

Hari berganti hari

Rico yang di sibukkan dengan skripsinya membuat Renna lebih leluasa untuk mendekati Rico dengan alasan meminta bantuan untuk menyelesaikan skripsinya.

Rico yang sudah menganggap Renna layaknya saudara tentu saja tak bisa menolak dan membantunya menyelesaikan skripsinya.

Secara otomatis kebersamaannya dengan Vina jadi sangat berkurang, di tambah lagi Rico yang sudah tak ada jadwal kuliah membuatnya jarang berangkat ke kampus.

Sekalipun ia tak pernah absen untuk mengabari Vina, namun tetap saja ia merasa bersalah karna tak bisa meluangkan waktu untuk gadis yang sangat ia cintai itu.

Vina sendiri mulai putus asa dan pesimis untuk bisa memenangkan taruhannya dengan Renna.
Sudah jelas Rico lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Renna ketimbang dengannya, bahkan sudah tiga hari ia tak bertemu dengan Rico langsung.
Ia hanya bisa melihat wajah Rico lewat video call itupun cuma beberapa menit di karenakan Rico yang memang tengah sibuk dengan skripsinya.

Pagi itupun Vina berangkat ke kampus dengan tak semangat, ia berjalan sendiri menuju fakultasnya karna Sintya yang masih sibuk karna mendapat telpon dari Doni.

"Lemes amat neng, belum makan ya? Cari es cream yuk!" goda Rico mengingat beberapa waktu yang lalu Vina yang mengeluh lapar namun memintanya membelikan es cream dan bukan makanan.

"RICO!" ucap Vina yang baru menyadari keberadaan Rico yang tengah bersandar di dinding dan mulai melangkah menghampirinya.
"Kok lo bisa ada di kampus bukannya lo udah gk ada mata kuliah lagi?"

"Emang kenapa kalau gue ke sini sekalipun udah gk ada jadwal kuliah, ini kampus punya Bokap gue jadi gue bebas mau ke sini kapanpun gue mau!"

"Cih, sombong banget sih!" gerutu Vina yang membuat Rico terkekeh geli.

"Gue kangen sama lo, sekalipun tiap hari video call tetep aja rasanya beda sama ketemu langsung, lo gk kangen sama gue?"

"Enggak!" jawab Vina singkat dengan muka datarnya membuat Rico mendengus kesal.

"Pagi -pagi nyenengin hati orang kayaknya gk dosa deh!" ucap Rico kesal dengan wajah cemberutnya.

"Gue kangen atau gk emang ngaruh buat lo? Sekalipun kemarin gue bilang kangen, lo juga gk mungkin langsung dateng nemuin gue!"

"Siapa bilang di telpon lo gk pernah bilang kangen sama gue, coba aja lo bilang gue pasti langsung meluncur ke tempat lo gk perduli tengah malam sekalipun!"

"Beneran? Ya udah besok gue telpon lo jam dua pagi kalau sampai lo gk dateng awas aja!"

"Pasti dateng masalahnya lo nyuruh gue ke tempat lo jam dua pagi mau di suruh ngapain ya, jadi curiga gue?" goda Rico sembari terkekeh geli.

"Biar lo di cekek sama Kuntilanak di tengah jalan, itu maksud gue! Masih pagi otak lo udah mesum aja!"

"Lah, gimana bisa nyekek kan Kuntilanaknya baru mau gue samperin?"

Vina pun menyadari maksud dari ucapan Rico dan langsung menatap Rico penuh permusuhan.

"Bisa gk sih pagi-pagi baru ketemu gk usah bikin orang kesel?" protes Vina dengan galaknya membuat Rico terbahak karna ia emang paling suka melihat Vina ketika sedang marah.

"Sumpah gue kangen banget sama lo apalagi gaya lo yang ini bikin gue makin kangen tau gk?" ucap Rico di sela tawanya.
"Hidup gue sepi gk ada lo Vin, jangan jauh-jauh dari gue ya!"

"Gue gk kemana-mana, lo aja yang sibuk sampai gk ada waktu buat gue bikin kita jadi berjauhan!"

"Iya maaf, gue kemarin emang sibuk banget ngurusin skripsi belum lagi bantuin Renna, sampai rumah biasa langsung tepar karna kecapek'an! Tapi udah selesai kok, tinggal nunggu sidang jadi kita udah bisa jalan bareng lagi!" seru Rico dengan bersemangat yang membuat rona bahagia terpancar dari wajah Vina.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang