Bintang sebagai penggantimu

123 7 0
                                    

Dua hari berlalu sejak Vina memutuskan pertemanannya dengan Rico dan Rico pun menuruti kemauannya untuk menjauhinya.

Keduanya sudah seperti orang asing yang tidak saling kenal setiap kali tanpa sengaja bertemu di kampus.

Di sisi lain Vina juga semakin dekat dengan Rendra.
Cowok yang belum lama ia kenal dan kini juga sudah menjadi temannya.

Rendra seperti menyimpan rasa spesial untuk Vina, karna itu ia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati Vina setiap kali melihat gadis itu tengah sendiri.

Tak beda jauh dari Rico yang sekarang gemar menyendiri Vina pun sama, ia lebih suka pergi ke tempat yang sepi untuk menyendiri dari pada berkumpul bersama genknya.

Namun Rendra yang memang terus mencari keberadaan Vina selalu bisa menemukannya dan akhirnya ia lah yang menjadi tempat curhat Vina di saat ia benar-benar merasa rapuh.

Vina tak menceritakan masalahnya kepada Sintya karna ia tau Sintya pasti akan menentang keputusannya untuk menjauh dari Rico.

Vina sangat mengenal sahabatnya itu, ia pasti akan sangat marah di saat ia tau dirinya mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan orang lain.

Karna alasan itu Vina menyimpan rapat-rapat tentang permintaan Renna padanya yang berujung berakhirnya hubungan pertemanan antara dirinya dan Rico.

"Jadi lo sedih kayak gini karna lo kehilangan sahabat lo demi mengembalikan hubungan sahabat lo itu dengan sahabatnya?" tanya Rendra saat Vina menceritakan garis besar masalahnya tanpa menyebut nama siapapun.

Vina hanya mengangguk lemah
"Keputusan yang gue ambil ini bener kan? Mereka sudah berteman selama sembilan tahun dan hubungan itu rusak gara-gara gue!"

"Entah itu benar atau gk, tapi lo gk harus ngerasa bersalah karna itu bukan salah lo! Sahabat lo yang salah karna gk bisa bagi waktunya untuk lo dan juga teman lamanya, andai dia masih bisa menjaga komunikasinya dengan teman lamanya, pasti hubungan kalian juga gk akan berakhir seperti ini!" ucap Rendra mencoba menenangkan Vina.

"Lo bener, dia emang bego! Gara-gara dia gue harus nyakitin perasaan dia dan ngejauhin dia kayak gini! Gue selalu ngerasa bersalah setiap kali gue liat dia, gue ngerasa jadi manusia paling jahat dan egois karna udah mutusin pertemanan kami! Padahal dia teman yang baik, dia gk pernah nyakitin perasaan gue, dia selalu perduli sama gue, jagain gue dan entah sudah berapa kali dia nyelametin gue dari bahaya!" ucap Vina dengan pandangan menerawang mengenang kebaikan Rico padanya.
"Dan balasan gue sama dia, gue malah nyakitin perasaan dia bahkan mungkin sampai titik yang terdalam karna ucapan gue yang terahir memang benar-benar jahat! Gue nuduh dia penyebab dari semua kejadian yang menimpa gue di kampus ini, padahal jelas semua itu bukan salahnya! Malahan dia yang selalu nolongin gue tapi gue- "
Vina tak melanjutkan ucapannya karna air matanya yang tak mampu lagi ia bendung.

Vina menangis sejadi-jadinya di depan Rendra yang hanya bisa melihatnya tanpa tau apa yang harus ia lakukan untuk bisa menenangkannya.

Ingin rasanya ia menarik Vina ke dalam pelukannya, namun ia tak berani karna Vina seolah masih memberi jarak di antara mereka.

Rendra memberi sapu tangannya untuk Vina dan itu membuat Vina teringat kembali dengan Rico yang juga pernah melakukan hal yang sama untuknya.

Vina mengambil sapu tangan itu dan menghapus air matanya lalu tersenyum kepada Rendra.

"Gue cengeng ya?" ucap Vina masih dengan senyuman.

Rendra hanya terkekeh lalu mengangguk menyetujui ucapan Vina dan membuat Vina mendengus kesal namun kemudian ikut terkekeh.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang