Awal permusuhan

248 19 3
                                    

Hari kedua Vina dan Sintya berada di Kampus mereka yang baru, semua berjalan lancar dan tak ada masalah.

Sampai tiba di siang harinya, Vina beserta teman-temannya baru kembali dari kantin.
Vina tertinggal di belakang karna dia lebih asik dengan ponselnya dan juga es cream di tangannya. Vina menyadari kalau langkahnya tertinggal jauh dari teman-temannya, ia pun mempercepat langkahnya dengan sedikit berlari untuk mengejar ketertinggalannya, hingga sampai di persimpangan kantin-, 

"BRUKK"

Lagi, Vina lagi-lagi menabrak seseorang tapi kali ini dia berhasil menjaga keseimbangan tubuhnya supaya tidak terjatuh. Namun tidak dengan es cream di tangannya yang telah mendarat sempurna pada jaket seseorang yang baru saja di tabraknya.
Seseorang yang sekarang tengah menatapnya dengan tatapan kesal dan tak percaya.

Dia adalah Rico, dengan muka bersalah Vina menatap Rico dan menurunkan pandangannya ke jaket yang di kenakan Rico yang telah ternoda akibat perbuatannya.
Vina yang merasa bersalah reflek mengambil sapu tangan yang berada di tasnya dan berniat membantu Rico untuk membersihkan sisa es cream yang terlanjur menempel dan sepertinya akan sulit untuk di hilangkan.

Dengan muka merah padam Rico memejamkan mata dan menarik nafas panjang mencoba meredam emosi yang seperti ingin segera di ledakkan.

Dengan kasar Rico merebut sapu tangan dan menghempaskan tangan Vina yang tengah sibuk membersihkan sisa es cream di jaketnya.
"Lo?" Rico menjeda ucapannya dan kembali menarik nafas panjang.
Vina yang melihatnya sedikit bergidik ngeri karna hanya dengan melihat raut wajahnya saja sudah bisa di pastikan kalau Rico benar-benar marah saat itu.

"Hobi lo emang bikin masalah ya?" tanya Rico dengan nada datar.

"Gue minta maaf gue beneran gk sengaja tadi, sorry ya!" Jawab Vina dengan muka bersalahnya.

"Maaf lo bilang? Apa cuma kata itu yang bisa keluar dari mulut lo setelah kecerobohan apa yang lo lakuin ke gue? Apa dengan kata maaf lo jaket gue bisa balik seperti semula?" Tanya Rico dengan nada tinggi.

Teman- teman Vina yang menyadari sahabatnya membuat ulah lagi berlari dengan panik menghampiri Vina yang masih setia mendengar omelan Rico dengan wajah santainya.
Di susul teman satu genknya Rico yang ikutan nimbrung karna penasaran dengan apa yang terjadi.

"Aelah, cuma jaket ini entar gue ganti ribet amat, lebay lo!" Jawab Vina yang mulai bosan mendengar omelan Rico yang seperti tak ada ujungnya.

Mendengar ucapan Vina membuat Rico berdesis dan tersenyum meremehkan.

"Apa lo bilang barusan? Lo mau gantiin jaket gue, lo yakin? Lo pikir jaket gue jaket murahan yang di jual di pasar? Bahkan di Mall sekalipun lo gk akan nemu jaket yang sekarang gue pakai!" Jawab Rico dengan sombongnya.

"Masa sih? Perasaan jaket lo biasa aja!" Jawab Vina sekenanya sembari memainkan matanya seolah-olah meneliti jaket yang Rico kenakan.

"Maksud lo apa ngomong gitu? Lo ngeremehin gue atau- " Rico menghentikan ucapannya, ia berpikir sejenak dan kembali berkata seolah ia paham akan sesuatu. "Atau ini cara lo buat nyuri perhatian gue?" Lanjut Rico dengan seringainya.

"What? Lo bilang apa barusan, gue nyuri perhatian lo? Maksud lo gue goda'in lo gitu?" Tanya Vina tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Yap, lo pake cara ini supaya keliatan beda dari yang lainnya dan bikin gue berkesan iya kan?"

Vina semakin di buat tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Lo itu beneran idiot atau apa sih? Sumpah, gue baru tau kalau ternyata ada juga manusia seperti lo di dunia ini!" Ucap Vina dengan nada mencemo'oh sekaligus tak percaya.
"Gue goda'in lo? Buat apa? cowok aneh, galak, sombong, kasar dan idiot kayak lo dalam mimpi gue sekalipun gk pernah kebayang buat goda'in cowok yang modelnya kayak lo gini!"  Imbuh Vina yang sontak membuat cowok-cowok di belakang Riko tertawa beberapa detik kemudian terdiam karna mendapat tatapan membunuh dari Rico.

"Lo sebut gue apa barusan? Coba ulangi sekali lagi!" Pinta Rico dengan geramnya.

Tanpa rasa takut Vina pun mengulangi ucapannya.
"Cowok ANEH, GALAK, SOMBONG, KASAR dan IDIOT!" Ucap Vina dengan menekankan dalam setiap kata.

Rico benar benar di buat geram oleh Vina, emosi yang sedari tadi ia redam tak mampu lagi ia tahan.
Rico mengangkat tangan kanannya hendak menampar pipi mulus Vina namun dengan cekatan tangan Doni menahannya sembari mengingatkan kalau Vina hanyalah seorang cewek dan tidak sepantasnya Rico melakukan itu.
Rico pun tersadar, ia kembali meredam emosinya karna sekasar apapun dirinya tidak pernah ada dalam kamus hidupnya seorang Rico Wijaya melukai wanita.

Rico kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara kasar.
"Ini hari terahir lo berkeliaran di Kampus ini, gue gk mau liat muka lo lagi berada disekitar Kampus ini dan kalau lo nekat lo akan terima akibatnya!" Ancam Rico dengan tatapan tajamnya.

Rico hendak berbalik meninggalkan Vina namun suara Vina kembali menahannya.
"Cih, lo ngancem gue? Gue gk takut sama sekali dengan ancaman lo, kalau lo gk mau liat muka gue di Kampus ini ya tinggal lo aja sono yang keluar dari Kampus ini kenapa harus gue?" Jawab Vina santai.

"Vin!" Ucap Sintya dan Sinta bersamaan.
Keduanya menatap cemas dengan keberanian sahabatnya yang tidak pada tempatnya.

Vina mengangkat tangannya memberi isyarat kepada kedua temannya untuk diam.

Rico kembali di buat geram dengan ucapan Vina.
Bahkan ia sampai kehabisan kata-kata untuk melawan gadis yang baru dua kali bertemu namun selalu mampu membuat emosinya naik ke ubun-ubun.

Belum pernah seumur hidupnya ia di tantang seperti ini apalagi yang menantangnya hanyalah seorang cewek.
Rico merasa harga dirinya telah di jatuhkan oleh Vina di depan semua teman-temannya.
"Cewek tengil ini emang wajib di kasih pelajaran!" Batinnya geram.
"Ok, satu minggu- "Rico menjeda  ucapannya sembari melipat kedua tangan di dadanya dan menatap Vina dengan tatapan tajam.
"Dalam satu minggu gue bakal bikin lo angkat kaki dari Kampus ini!" Imbuhnya lagi.

Vina pun tak mau kalah, ia melangkah maju mendekati Rico dan melipat kedua tangan di dadanya dengan mata lurus mengarah ke mata Rico ia pun berkata dengan angkuhnya,
"Siapa takut, kita liat aja nanti gimana usaha lo buat bikin gue keluar dari Kampus ini! Kita akan liat siapa yang lebih dulu frustasi, gue atau lo!" Jawab Vina tegas.

Sinta dan kedua teman Vina yang lainnya semakin cemas dengan jawaban Vina.
Sedangkan Sintya hanya bisa pasrah ia tau bagaimana keras kepalanya sahabatnya itu, menegurnya saat ini hanya akan sia- sia.

Vina pun memilih pergi terlebih dahulu meninggalkan Rico dan yang lainnya yang di ikuti keempat temannya.
Sebelum pergi Sintya sempat bertemu pandang dengan Doni yang memang sedari tadi asik memandanginya.
Sintya melemparkan senyum sekenanya lalu berlalu begitu saja dari hadapan Doni.

"Awas aja, lo bakalan nyesel karna udah berani nyari masalah sama gue!" Batin Rico geram sembari memandangi kepergian Vina.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Akankah Rico berhasil mengusir Vina dari Kampusnya?

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang