22- AKU JUGA SERIUS

602 111 30
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Aku saranin siapin hati buat tarik napas panjang selama baca part ini ya, hehe. Happy Reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Sumpah, perlakuan Alva tadi pagi tidak bisa dimaafkan! Betha jadi tidak fokus belajar seharian ini. Besok ada ulangan Fisika BAB Dinamika Rotasi pula!

"Tar," panggilan dari Betha menginterupsi kegiatan Tarissa yang sedang menyalin sisa catatan Fisika di papan tulis.

Tarissa menoleh sebentar kemudian lanjut menulis. "Kenapa?" tanyanya.

"Kayaknya gue harus jauhin Alva untuk sementara ini," ujar Betha enteng, namun sorot matanya memancarkan keraguan.

"Hah?" kaget Tarissa. Gadis itu langsung mengubah posisi duduknya menghadap Betha. Pembahasan ini serius.

Betha mengangguk, meyakinkan Tarissa bahwa pendengarannya masih normal. "Gue harus move on, Tar," ucap Betha setengah yakin, "Alva juga udah punya Gamma."

Tarissa menghela napas pelan. "Yakin?" Sebagai sahabat Betha sejak lima tahun yang lalu, tentu saja Tarissa mengerti perasaan Betha. Perasaan yang masih sangat mencintai Alva.

Betha mengangguk ragu. "Sedikit," jawabnya jujur.

"Perbaiki apa yang masih bisa diperbaiki, Tha. Sebelum akhirnya lo menyesal," petuah Tarissa bijak. Betha tahu, sahabatnya ini selalu netral dan tidak pernah gegabah dalam segala hal.

"Kalau nggak ada yang bisa diperbaiki lagi?" Pandangan Betha menerawang ke arah papan tulis. Ada sebuah keputusan sulit yang harus diambilnya.

"Lepasin," jawab Tarissa spontan.

Betha menatap sahabatnya lagi dengan senyum hambar. "Gue pilih yang kedua aja," pasrah Betha.

Tarissa mengangguk menyalurkan dukungannya. "Lo tahu apa yang baik dan nggak buat diri lo sendiri, Tha. Tapi, lo perlu ingat kalau berjuang untuk sesuatu itu ada batasnya. Berhenti saat lo nggak kuat."

Sudut bibir Betha terangkat seiring tangannya yang terbuka lebar untuk memeluk Tarissa yang kemudian dibalas hangat. Mereka sama-sama beruntung karena menemukan seseorang yang dapat disebut sebagai sahabat.

"Gue ada rapat OSIS, Tar. Duluan ya?" pamit Betha.

Tarissa mengangguk kemudian tersenyum hangat. "Semangat, Sahabatku! Jangan lupa besok ulangan Fisika bantu gue!"

"Belajar lo!" sahut Betha.

"Nggak bisa! Sinetron kesukaan gue masuk nominasi malam ini!"

****

Seluruh anggota pengurus OSIS sedang sibuk menyiapkan presentasi atas hasil kerjanya sambil menunggu Pak Mawan selesai rapat guru. Sama halnya dengan Alva dan Betha.

"Jadi, seperti biasa acara puncaknya tarik tambang IPA lawan IPS dan guru-guru, ya?" Alva sedang mengecek satu per satu tim panitia yang dibentuk oleh Pak Mawan dua minggu lalu.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang