ALVABETH BY VALENT JOSETA
Selamat tanggal 12 Oktober! Jangan lupa siapin hati, emosi, pikiran, mental, dll sebelum baca.
Happy (or sad) reading!
Instagram : @valentj8 & @hf.creations
****
Sekadar informasi, hari ini adalah tanggal 12 Oktober. Gamma sedang berusaha keras untuk memerhatikan pelajaran Biologi yang menurutnya mendadak sulit sejak masuk SMA. Banyak istilah-istilah Biologi baru yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh otak Gamma. Cuaca hari ini cukup mendung pula, mendukung sekali untuk mengantuk di kelas.
"Thea," panggilan Bu Rena menyadarkan Gamma dari kantuknya.
"I... Iya saya, Bu," tanggap Gamma sedikit gelagapan.
Bu Rena geleng-geleng melihat ekspresi panik Gamma yang tiba-tiba. Dia kemudian melambaikan tangannya menyuruh Gamma untuk menghampirinya. Dengan cepat Gamma berdiri dan menuju ke meja guru.
"Kamu bisa tolong saya untuk panggil murid dari kelas 11B?" pinta Bu Rena serius.
Gamma mengangguk cepat tanpa berpikir. "Bisa, Bu. Panggil siapa?"
"Absen sembilan sampai dua belas," jawab Bu Rena lalu menyerahkan sebuah map, "Sekalian serahkan ini pada guru yang sedang mengajar, ya."
Gamma mengangguk dengan senyum cerianya. "Siap, Bu. Saya permisi," pamitnya sopan kemudian melangkah ke lantai atas.
Langkah Gamma berhenti tepat di depan kelas 11B. Salah satu pintu kelas tidak ditutup seperti biasanya, jadi Gamma dapat melihat dengan jelas proses pembelajaran yang sedang berlangsung walaupun dari balik pintu yang ditutup. Kelas 11B sedang belajar PPKn bersama Pak Heri. Sialnya, Gamma baru ingat bahwa 11B adalah kelasnya Alva. Napas dan detak jantungnya menjadi lebih cepat sekarang.
Baiklah, Gamma harus tenang. Ia mengembuskan napasnya beberapa kali lalu mengetuk pintu kelas.
"Permisi, Pak. Saya diminta Ibu Rena untuk memanggil beberapa orang dari kelas ini," ujarnya sedikit gugup mendapat tatapan dari seluruh pasang mata di dalam kelas.
"Boleh, mau panggil siapa?" tanya Pak Heri ramah.
"Absen sembilan sampai dua belas," jawab Gamma cepat. Matanya bahkan tidak berani menatap ke arah lain selain mata Pak Heri.
Pak Heri menoleh kembali ke kelasnya. "Absen sembilan sampai dua belas ditunggu Bu Rena di kelas 10B," ulangnya mengumumkan pada seisi kelas. Spontan beberapa orang yang merasa terpanggil pun berdiri dan menghampiri Gamma.
Gamma menghela napas sekali lagi. "Ini dari Bu Rena untuk Bapak," ujar Gamma lagi sambil menyodorkan map yang Bu Rena titipkan tadi.
Pak Heri menerima map tersebut lalu mengamatinya beberapa saat. "Baiklah, terima kasih. Kamu boleh kembali," ucapnya pada Gamma lalu beralih pada empat orang yang dipanggil Bu Rena, "Kalian segera kembali setelah selesai, jangan kemana-mana lagi," peringat Pak Heri serius.
Gamma berniat mendahului kakak-kakak kelasnya untuk kembali, tetapi langkahnya terhenti karena paggilan Alva. Gadis itu segera memutar tubuhnya dengan tatapan bertanya. "Kenapa?" tanyanya singkat nan polos.
"Tungguin kali, buru-buru banget." Alva mempercepat langkahnya lalu berjalan beriringan dengan Gamma.
Gamma tersenyum canggung menatap tiga teman Alva yang lain di belakangnya. "Kenapa Kak Alva ikut?" tanyanya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVABETH
Teen Fiction"Lo anak IPA, belajar Fisika, 'kan? Selamanya akan selalu ada Betha di antara Alva dan Gamma." **** Kata orang, jatuh cinta itu harus siap sakit hati dan melepaskan. Hal itu dialami oleh Alva, lelaki cuek dengan jiwa kepemimpinan tinggi dan berbagai...