ALVABETH BY VALENT JOSETA
Selamat membaca! 💜💜
Instagram : @valentj8 & @hf.creations
***
Keheningan tercipta lagi dan lagi, lebih banyak dari perbincangan singkat mereka berempat soal bagi rapor hari Senin nanti. Alva dan Delta menonton film dokumenter yang ditinggalkan begitu saja oleh Papa Arsen, Betha membaca novel terbaru karya Ilana Tan, dan Gamma memainkan ponselnya. Entah apa yang dilakukan gadis itu sejak tadi, tapi dia jadi tidak banyak bicara sejak Alva datang.
"Tha," bisik Alva pelan.
"Hm?"
Belum sempat Alva menjawab, Gamma tiba-tiba mengembuskan napasnya kasar. "Bang, pulang, yuk," ajaknya.
Delta menoleh, tersenyum prihatin, lalu mengangguk. "Yuk." Lelaki itu berdiri disusul Gamma. "Gue sama Gamma pulang dulu ya, Tha, Al," pamitnya.
Betha ikut berdiri, mengangguk, kemudian tersenyum tipis. "Makasih udah datang."
Delta tersenyum seraya menepuk pundak Betha. "Sekali lagi, gue minta maaf ya," ucapnya tulus.
"Iya. Hati-hati di jalan." Betha mengembangkan senyum lebih lebar yang sedikit terpaksa. Dia kemudian mengantarkan Gamma dan Delta sampai gerbang rumah.
Sekembalinya Betha, gadis itu langsung membaca novel lagi, seolah tidak terganggu dengan kehadiran Alva di rumahnya. Mereka bahkan sangat betah duduk bersampingan dengan kegiatan masing-masing.
"Tha." Alva memanggil lagi.
"Hm?"
"Ayo kita main."
Dahi Betha mengernyit beriringan dengan tawa kecilnya. "Main apa dan di mana, Alva?"
"Jalan-jalan aja. Yuk?"
"Nggak mau."
"Bohong."
"Ya udah, tunggu sebentar. Aku ganti baju sekalian izin sama Mama dan Papa."
****
Delta mulai jengah memanggil adiknya untuk makan malam. Dia, Mama Kania, dan Papa Ares sudah selesai makan, tapi Gamma belum juga turun. Terakhir Delta cek, gadis itu sedang mengerjakan tugas Kimia-nya.
"Bocil, astaga! Makan dulu, nanti dilanjut lagi, bisa 'kan?" jengkel Delta seraya membuka pintu kamar Gamma.
Gamma menoleh tak bersemangat. Dia mendengus kesal sekali lagi. "Iya, Abang Sayang! Dua nomor lagi, ya," balasnya berusaha sabar.
Delta berdecak kesal, tapi juga kasihan pada Gamma. Dia jelas tahu suasana hati Gamma saat ini, karena dia juga merasakan hal yang sama. Apalagi jika bukan karena kedekatan Alva dan Betha. Sejak pulang dari rumah Betha, gadis itu bahkan tidak banyak bicara atau usil seperti biasa. Wajahnya juga tidak secerah tadi pagi.
Delta mendekat kemudian mengelus kepala Gamma dengan lembut. "Lo bukan adik kandung gue, tapi gue sayang banget sama lo," ujar Delta penuh makna.
Perkataan lelaki itu berhasil menyentuh hati Gamma dan membuatnya tertegun sejenak. Namun, gadis itu masih enggan menanggapi. Dia masih fokus menyetarakan reaksi yang tertera di soal, menunggu maksud dari perkataan Delta tadi yang ia yakini akan tertera di kalimat selanjutnya.
"Gue nggak melarang lo dekat dan jatuh cinta pada siapapun. Tapi, gue harap apa yang selama ini gue jaga dan sangat hargai diperlakukan sama oleh orang lain, bahkan lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVABETH
Teen Fiction"Lo anak IPA, belajar Fisika, 'kan? Selamanya akan selalu ada Betha di antara Alva dan Gamma." **** Kata orang, jatuh cinta itu harus siap sakit hati dan melepaskan. Hal itu dialami oleh Alva, lelaki cuek dengan jiwa kepemimpinan tinggi dan berbagai...