63 - VIDEO CALL

536 112 34
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Selamat membaca! 💜💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

Alvarendra.

Alvarendra lagi.

Alvarendra lagi, lagi, dan lagi.

Betha berdecak mendapati notifikasi yang masuk secara tidak sabaran ke ponselnya. Pasalnya, ia sedang menyiapkan beberapa bahan makanan yang ia janjikan untuk dibawa ke rumah Kevin besok. Gadis itu meraih ponselnya yang terletak di atas galon kemudian menelepon sang pengirim pesan tidak sabaran yang tak lain adalah mantannya.

"Kenapa?" tanya Betha tanpa basa-basi saat nada hubung terputus.

Alva terdengar terkekeh menyebalkan sebelum menjawab. "Besok jadi ikut, 'kan?"

"Hm, jadi." Betha menekan tombol pengeras suara lalu meletakkan ponselnya di atas meja makan agar dapat melanjutkan kegiatannya.

"Aku jemput ya."

Betha memasukkan roti terakhir ke dalam kotak bekal lalu menutupnya. "Kamu nggak jadi ajak Gamma?" tanyanya sekaligus mengingatkan Alva.

Alva menggeleng. Ya, walaupun Betha tidak melihat. "Gamma liburan ternyata."

"Benar juga," gumam Betha baru ingat fakta bahwa Delta dan Gamma adik kakak. Kemarin Delta sempat mengatakan bahwa dia akan Europe Winter Trip untuk dua minggu ke depan.

"Ya sudah, besok jam 10 pagi aku jemput. Jangan telat bangun!" putus Alva sepihak.

"Ih, maksa." Betha terkekeh geli sambil memasukkan semua bahan makanan yang sudah ia siapkan ke dalam satu tas kain berwarna merah tua.

"Itu penawaran." Alva membela dirinya. Lagipula, dia memang tidak memaksa, tapi dia tahu Betha pasti tidak menolak jika dijemput besok pagi.

"Terserah kamu." Benar 'kan dia tidak menolak.

Betha baru saja selesai memastikan tidak ada yang tertinggal saat pintu halaman belakang terbuka. Teleponnya dengan Alva juga belum sempat dimatikan – lebih tepatnya memang pembicaraan berniat dilanjutkan di kamar nanti – karena Alva pamit ke toilet sebentar tadi.

"Tadi Delta kirim sesuatu, Tha."

 Gadis itu menoleh, mengikuti arah langkah Mama Kintara yang menyimpan pot berisi tanaman bonsai baru di dekat telepon rumah dan merah sebuah paper bag coklat.

Betha menerima paper bag tersebut tanpa banyak kata. Fokusnya langsung terpusat pada sebuah sticky note warna kuning yang sengaja ditempelkan di bagian depan dengan beberapa baris tulisan tangan di sana.

"Gue liburan dua minggu ke depan, mungkin akan sulit dihubungi kalau lo mau bahas sejarah. Maaf ya! Buat menemani liburan lo, gue kirim buku Sapiens nih. Gue yakin lo suka bukunya. Selamat membaca! Nanti kita bahas kalau gue sudah pulang."

Sudut bibir Betha terangkat begitu saja selama membaca tulisan tangan yang ala kadarnya itu. Dia kemudian membuka paper bag yang Delta kirim dan menemukan buku Sapiens serta dua kotak susu rasa coklat dan setoples cookies dengan sticky notes kecil berwarna biru bertuliskan "Gue yang bikin, semoga suka!"

Betha geleng-geleng sambil terkekeh pelan. "Gemes banget, sih!" pekiknya gemas, tapi mati-matian dia tahan mengingat mamanya masih ada di sekitarnya.

 "Ya kali Betha nggak suka," celetuk Mama Kintara iseng. Kan. Pasti Mama Kintara akan mengompori Betha jika tahu dia senang karena perlakuan Delta.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang