67 - PRIORITAS

561 125 169
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Dari spoiler"nya sih hari ini bukan part yang "baik-baik saja" ya 😌

Semoga kalian sabar✌

Selamat membaca! 💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

Delta baru saja selesai merapikan kembali kabel charger yang sudah berjasa mengisi penuh daya baterai ponselnya. Rencananya setelah ini dirinya mau rebahan sambil membaca buku untuk beristirahat dari latihan yang melelahkan hari ini. Sayangnya, rencananya harus sedikit ditunda karena bel rumahnya berbunyi dan seingatnya Gamma masih mandi.

Delta bergegas membuka gerbang rumahnya dan mendapati sosok Alva berbalutkan jaket bomber hitam, kaus hitam, celana hitam, dan sepatu kets hitam. Delta melayangkan tosnya sebelum meminta Alva masuk dan menunggu di dalam.

"Apa kabar lo?" tanya Delta seraya membukakan pintu agar Alva dapat masuk ke dalam rumah.

"Biasa aja," jawab Alva seadanya, "Lo gimana?" Lelaki itu duduk di kursi ruang tamu setelah dipersilakan oleh Delta, sedangkan Delta memilih berdiri dambil bersandar ke tembok.

Delta mengangkat kedua bahunya. "Ya, kembali sibuk untuk pertandingan tingkat provinsi bulan depan."

"Tim inti aja 'kan yang turun?" tanya Alva memastikan dirinya tidak terlibat.

Delta mengangguk. "Lo juga lagi persiapan olimpiade Kimia, 'kan?" tanyanya.

"Iya. Kayaknya gue akan fokus di olimpiade dulu untuk beberapa bulan ke depan."

Delta mengangguk sekali lagi tanda dirinya mengerti. Dia kemudian berjalan ke dekat tangga dan mendongak untuk melihat ke lantai atas. "Bocil, Kak Alva sudah di bawah!" serunya memanggil Gamma agar turun.

Tidak ada balasan dari seruan Delta dan sepertinya lelaki itu juga tidak terlalu peduli. Dirinya kembali ke ruang tamu lalu duduk di hadapan Alva.

"Udah janjian?" tanya Delta mengingat adiknya sangat jarang terlambat jika urusan janjian dengan orang lain.

Alva mengangguk. "Jam sebelas janjiannya," jawabnya mengerti isi pikiran Delta. Jam memang masih menunjukkan pukul 10.45 WIB. Wajar saja Gamma masih siap-siap.

"Kalian nggak lagi ribut, 'kan?" tanya Delta lagi mengingat Gamma belakangan ini tidak pernah membahas Alva. Biasanya gadis itu selalu bercerita mengenai hal-hal random yang dia dan Alva lakukan atau bicarakan. Ditambah lagi, sepulang dari rumah Betha kemarin, gadis itu tampak tidak seceria biasanya.

Alva menggeleng ragu. "Dia cerita sesuatu sama lo?" tanyanya was-was.

"Oh, nggak. Cuma dia jadi jarang ngoceh tentang lo gitu," jawab Delta dengan cepat, menghindari Alva tahu bahwa dirinya sedikit mencurigai hubungan mereka.

Alva manggut-manggut menerima jawaban Delta. Beberapa saat kemudian diisi keheningan sebelum akhirnya Delta memberanikan diri.

"Al," panggil Delta.

Alva mendongak. "Ya?"

"Ini gue bicara sebagai sesama cowok dan sebagai abangnya Gamma sama lo," ucap Delta serius lalu menghela napas.

Alva mengangguk sekali, mempersilakan Delta mengutarakan maksudnya.

"Gue lihat Gamma belakangan ini jadi nggak seantusias dulu sama hubungan kalian. Gue nggak tahu apa yang terjadi di antara kalian dan kalau bisa, gue nggak mau tahu juga. Gue juga nggak pernah melarang Gamma untuk dekat sama siapapun. Tapi, selama ini gue berusaha sangat menjaga dia sebagai adik gue, salah satu perempuan yang paling berharga di hidup gue. Sekarang, dia punya lo sebagai salah satu sumber kebahgiaannya. Gue harap, lo bisa menjaga apa yang gue jaga, Al. Bahkan lebih dari apa yang gue lakukan."

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang