ALVABETH BY VALENT JOSETA
Maaf aku updatee subuh" lagiii :( Anggap aja buat nemenin sahur, hehe.
Selamat membaca! 💜💜
Instagram : @valentj8 & @hf.creations
****
"Saya ulangi pesanannya. Satu fetuccini carbonara, satu butter chicken rice, satu fish and chips, dan tiga lemon tea, ya?"
"Betul."
"Baik, ditunggu ya, Pak."
Betha mengucapkan terima kasih setelah kalimat terakhir yang disebutkan oleh pelayan tadi selesai sebelum akhirnya laki-laki muda itu kembali ke pekerjaannya.
Papa Arsen mengusap kepala putrinya dengan lembut. "Uang jajan kamu masih cukup, Tha?"
Betha menoleh lalu mengangguk. "Belakangan aku nggak banyak pengeluaran, kok. Harusnya cukup, tenang saja."
"Beneran? Nanti pas Mama sama Papa di Melbourne susah untuk kirim-kirim ke sini loh," peringat Mama Kintara.
"Ya, kalau mau ditambah, boleh, sih." Betha menunjukkan cengirannya iseng. "Tapi, kalau nggak juga masih cukup kok untuk tiga minggu sampai Mama dan Papa pulang."
Papa Arsen mengacak puncak kepala Betha gemas. "Ya sudah, nanti Papa transfer lagi."
Betha terkekeh. "Terima kasih," ucapnya ceria.
"Kalau ada apa-apa kabarin ya, Tha," ujar Mama Kintara mencemaskan anak perempuan satu-satunya yang terpaksa harus ditinggal untuk membantu mengurus bisnis Papa Arsen yang baru saja mengalami ekspansi.
Betha mengangguk. "Iya, Mama tenang saja. Di sini 'kan ada Alva, ada Delta, Gamma, Tarissa, Kevin, Leo, Adele. Banyak yang bisa diminta tolong seandainya ada apa-apa."
"Tarissa mau diajak nginep di rumah boleh, kok," timpal Papa Arsen.
Betha mengangguk sekali lagi. "Iya, nanti kalau anaknya nggak sibuk sama gebetan atau sinetronnya, aku culik buat nginep," cerocosnya, "Mama sama Papa beneran cuma tiga minggu 'kan?"
Papa Arsen tersenyum sambil mengangguk. "Bisa lebih cepat kalau nggak ada kendala di sana."
"Baiklah."
Waktu menunjukkan pukul sepuluh kurang sepuluh saat pesanan mereka datang. Mereka segera menyantap hidangan yang disediakan mengingat pesawat Papa Arsen dan Mama Kintara akan berangkat pukul dua belas nanti.
Setelah selesai makan, Betha mengantar kedua orang tuanya ke Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Melbourne. Papa Arsen menyuruh Betha pulang setelah ia dan Mama Kintara melewati boarding pass.
Betha berjalan santai menuju rumahnya setelah turun dari motor ojek online yang berjasa mengantarnya sampai depan perumahan. Gadis itu bersenandung ceria sesekali sambil memerhatikan langkahnya sampai sebuah motor mendarat disampingnya dengan suara kalkson yang cukup kencang.
Betha menetralkan detak jantungnya dengan menghela napasnya sambil memejamkan mata saat mengetahui siapa pelakunya. Siapa lagi jika bukan teman merangkap mantan sekompleks kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVABETH
Teen Fiction"Lo anak IPA, belajar Fisika, 'kan? Selamanya akan selalu ada Betha di antara Alva dan Gamma." **** Kata orang, jatuh cinta itu harus siap sakit hati dan melepaskan. Hal itu dialami oleh Alva, lelaki cuek dengan jiwa kepemimpinan tinggi dan berbagai...