82 - BERHENTI

588 115 131
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Haii temann"! Maaf updatenyaa telatt :( Semoga suka ya sama partt inii!

Selamat membaca! 💜💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Delta segera melajukan motornya setelah Gamma naik ke boncengan. Hari ini Senin dan seperti biasa, jadwal jam pertama adalah upacara bendera. Mereka dapat dibilang sedikit terlambat karena baru berangkat 20 menit sebelum bel masuk berbunyi. Berdoa saja jalanan tidak macet agar mereka sampai tepat pada saat bel berbunyi.

"Bang, diem amat dari kemarin. Kenapa?" Gamma membuka pembicaraan saat mereka berhenti di salah satu perempatan.

Delta sedikit menoleh kemudian tersenyum hambar. "Nggak apa-apa."

"Dih, kayak cewek ditanya kenapa jawabannya nggak apa-apa," protes Gamma.

Delta terkekeh pelan. "Ya memang nggak apa-apa. Kenapa lo tiba-tiba perhatian?"

"Gamma memang perhatian ya! Ya, lagian tumben aja Abang nggak usil atau kompor gitu."

"Kangen juga dia sama keusilan gue," celetuknya percaya diri.

"Ih, serius ini. Abang nggak apa-apa? Beneran?"

"Serius, Bocil. Bawel, ya, lo!"

"Ini Gamma lagi menunjukkan kepekaan, Bang. Dihargai sedikit coba."

Delta menggeleng maklum. "Lo inget nggak sih, dulu gue pernah bilang kalau gue akan berhenti cuma waktu gue kalah? Kalau gue nggak melakukan itu, apa itu termasuk nggak menepati janji?"

Dahi Gamma mengernyit. "Maksudnya?"

"Kalau akhirnya gue berhenti karena menyerah, apa gue nggak menepati janji?"

"Menyerah kenapa?" Gadis itu masih berusaha menebak arah pembicaraan yang Delta maksud.

Delta tersenyum pasrah. "Gue merasa kalah."

Gamma tertegun. Dia mendadak baru ingat, kalimat itu selalu Delta utarakan saat membahas perjuangannya untuk Betha. Apa maksudnya Delta merasa kalah? Kenapa Abangnya – yang ia kenal sangat ambisius – mendadak bicara soal menyerah? Apa ada hubungannya dengan ...

"Ya udah, nggak usah dipikirin." Delta kembali buka suara, nenginterupsi pikiran Gamma yang mulai liar.

Bersamaan dengan kalimat Delta yang berakhir, mereka akhirnya sampai di parkiran sekolah. Tepat dua menit sebelum bel berbunyi. Keduanya buru-buru masuk kelas dan bersiap untuk upacara bendera pagi ini.

Delta sampai di kelasnya, mengeluarkan topi upacara, lalu dengan cepat menuju ke lapangan upacara. Dia berdiri di paling belakang barisan kelas 12E tanpa memedulikan sekitar sampai suara dari gadis di sebelahnya menginterupsi.

"Makasih," ucap gadis itu tiba-tiba dan sepertinya cukup tulus.

Delta menoleh heran. "Makasih apaan?"

"Bayangan lo menghalangi sinar matahari."

Delta menengok ke arah sinar matahari kemudian matanya menyipit. "Padahal matahari pagi bagus untuk kesehatan tulang," ujarnya meremehkan setelah kembali menatap gadis itu. Dengan sengaja dia mundur satu langkah, membiarkan gadis itu terkena sinar matahari lagi.

"Padahal tadi gue bilang makasihnya tulus, loh," gerutu gadis itu sambil menutup matanya menggunakan satu telapak tangan.

"Lagian, aneh lo tiba-tiba makasih," protes Delta.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang