27 - URUSAN LAIN

583 106 27
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Siap ketemu Sandrina lagi hari ini? Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Lorong sekolah masih terbilang cukup ramai, padahal acara pesta rakyat sudah selesai lima belas menit yang lalu. Seluruh pengurus OSIS sedang membereskan tempat lomba masing-masing dan beberapa sibuk dengan berkas untuk evaluasi.

"Kak Betha, rapat evaluasinya jadi hari ini?" tanya Kia setelah menyimpan gulungan karton ke dalam lemari di ujung ruang OSIS. Betha yang sedang mengecek semua laporan yang terkumpul mendongak sebentar, mencari orang yang tepat untuk ditanya mengenai rapat evaluasi.

"Kayaknya besok atau lusa. Alva nggak tahu ada dimana dari tadi," putus Betha karena tidak menemukan Alva.

Kia mengangguk, enggan bertanya lebih lanjut. "Kalau gitu, Kia duluan ya, Kak, soalnya udah dijemput. Nggak apa-apa 'kan Kia tinggal?"

Betha tersenyum menatap Kia. Gadis itu meninggalkan kesan yang baik di mata Betha, apalagi ini kerja sama perdana mereka. Kia sudah banyak membantu.

"Nggak apa-apa. Kamu hati-hati, makasih juga udah banyak bantu aku," ucap Betha menginzinkan.

Baru saja Kia keluar dari ruangan, Alva kemudian datang dengan langkah tergesa-gesa. Kia sempat menoleh sebentar, memastikan rapat evaluasi tidak akan dilakukan hari ini.

"Kemana aja, Al?" tanya Betha setelah Alva sampai di tempatnya.

Alva mengedarkan pandangan ke sekitarnya, menatap ruang OSIS yang sudah cukup sepi. Tinggal tujuh orang beserta Betha di dalam ruangan.

"Anak-anak udah pulang?" tanya Alva tak memedulikan pertanyaan Betha.

"Sebagian masih di tempat lomba, sebagian lagi udah pulang."

Alva mengangguk. "Rapat evaluasi kapan?" tanyanya polos.

"Ketuanya siapa?" tanya Betha meledek. Seharusnya memang Betha yang bertanya, bukan?

"Benar juga." Alva terkekeh pelan setelahnya. Mungkin baru menyadari kekonyolannya. Tetapi, Alva tidak sepenuhnya salah. Sewaktu mereka berpacaran, mereka sering berdiskusi dan nyatanya Betha lebih pintar mengatur jadwal, terkhusus untuk urusan OSIS.

"Dua hari lagi gimana?" Alva meminta pendapat.

Betha mengangguk setuju. "Oke," jawabnya singkat dan lanjut memeriksa berkas-berkas laporan.

Sekadar informasi, laporan yang diperiksa Betha sebenarnya sederhana, hanya secarik kertas dari setiap panitia mata lomba yang berisi kendala, pelanggaran, dan nama-nama pemenang lomba. Namun, bukan Betha jika tidak ia teliti lebih lanjut.

"Al, semua panitia di lapangan, lantai tiga, dan aula sudah selesai. Gue juga sudah pastikan semuanya clear," ujar Sandrina yang baru saja datang dengan jas silvernya. Gadis itu memang bertugas mengecek ulang saat semuanya sudah selesai.

"Makasih, Wakil," ucap Alva sambil tersenyum singkat.

"Oh!" seru Sandrina teringat sesuatu, "Lo dicari adik kelas tadi. Gue lupa tanya namanya siapa, tapi cewek."

Alva mengernyitkan dahinya. Sejujurnya, banyak adik kelas dengan jenis kelamin perempuan yang sering iseng menanyakan keberadaannya.

"Gamma kali," celetuk Betha malas. Dirinya sudah selesai memeriksa laporan dan menyimpannya di laci meja ketua OSIS. Sekarang tangannya sedang melipat jas silvernya untuk dimasukan ke dalam tas.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang