75 - OSPEK

512 118 118
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Warning! Part hari ini mengandung sedikit kegemasan 😝✌

Selamat membaca! 💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

"Pagi, Tante." Alva menyalami Mama Kintara yang membukakan gerbang untuknya.

"Hai, pagi, Al. Tumben jemput Betha lagi?" tanya Mama Kintara heran.

"Iya, Tante." Alva memarkirkan motornya di tempat biasa. "Hari ini ospek anak-anak baru hari pertama. Jadi, biar nggak telat datangnya."

Mama Kintara mengangguk paham lalu menyuruh Alva masuk dan menunggu di ruang tamu. Rupanya, Betha sudah siap dengan seragamnya dan sedang mengikat rambutnya. Betha kemudian merapikan kemeja segaramnya lalu memakai jas OSIS warna perak, sama seperti yang Alva kenakan.

Alva tersenyum menatap gadis itu. Bingung. Betha tetap saja cantik bagaimanapun kondisinya.

Betha menoleh lalu ikut tersenyum. "Biasa aja tatapannya," tegurnya sedikit salah tingkah.

Bukannya beralih, senyum Alva malah semakin lebar. "Cantik banget, sih. Nanti banyak yang naksir, loh," pujinya tanpa tanggung.

Betha mengambil tasnya yang tergeletak di sofa. "Paling Delta yang pusing," balasnya tak acuh sambil mengibaskan tangannya.

Alva terkekeh. "Aku ikutan pusing nggak usah?" candanya.

"Mending berangkat sekarang, yuk." Betha mengalihkan pembicaraan dengan cepat, tidak ingin menanggapi pertanyaan Alva.

Alva terkekeh sekali lagi. "Ayo," sahutnya kemudian berdiri. Lelaki itu beralih pada Mama Kintara yang baru saja kembali dari dapur membawa dua buah botol minum. "Alva sama Betha berangkat dulu, Tante," pamitnya.

"Hati-hati, ya. Nih, jangan lupa banyak minum. Cuacanya lagi panas." Mama Kintara memberikan botol minum itu pada Alva dan Betha masing-masing.

"Makasih, Tante," ucap Alva sopan diiringi senyum manis.

"Berangkat, ya, Mah." Betha menyalami mamanya disusul dengan Alva.

Lima belas menit kemudian Alva dan Betha sampai di sekolah. Masih sepi karena mereka memang datang lebih pagi untuk menyiapkan ospek.

"Gamma tahu, 'kan, kamu berangkat bareng aku?" Betha mendadak baru saja teringat akan hal ini.

Alva menerima helm yang diserahkan Betha lalu mengangguk. "Tahu, kok," jawabnya santai.

"Okay," balas Betha tak banyak komentar.

"Pagi." Sebuah sapaan mengalihkan fokus Alva dan Betha bersamaan.

Alva tersenyum. Betha juga. "Hai, San," sapa Alva balik.

"Kita nggak usah masuk kelas, 'kan, hari ini?" tanya Sandrina basa-basi.

Alva mengangguk. "Sama kayak tahun lalu sistemnya."

"Oke. Yuk, masuk?" ajak Sandrina.

"Yuk," sahut Alva cepat. Dia menyandang tasnya di sebelah bahu lalu mendorong kedua pundak Betha pelan agar gadis itu jalan di depannya. "Ayo, Tha."

Sandrina lagi-lagi harus menghela napas dan memutar bola mata malas melihat interaksi Alva dan Betha yang masih saja menyebalkan untuknya. Dia kemudian melangkah masuk menyusul Alva dan Betha, memulai hari yang lagi-lagi dimulai dengan kekalahan.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang