1

1.5K 120 0
                                    

"apa yang harus saya lakukan agar ayah mencintai saya?"

"Apa saya harus menjadi seperti jennette?"

"Apakah dengan begitu ayah akan memanggil nama saya dengan lembut dan menatap saya dengan mata penuh kehangatan seperti jennette"

"Apakah ayah tidak akan lagi membuang dan memeluk saya dengan tangan itu?"

"Hal itu tidak akan pernah terjadi sampai aku mati"

"Kenapa? Saya juga anak ayahanda. Saya telah berada di samping ayah  jauh sebelum jennette"

"Bodoh"

Prangg

Suara benda yang jatuh mengalihkan fokus ku. Suara itu berasal dari lantai bawah.

'ck, siapa sih'

Dengan malas, Aku pun melangkah keluar kamar menuju lantai 1.

Sesampai di sana, Betapa terkejutnya aku ketika melihat  seseorang sedang menodongkan pistolnya ke arah ayah ku.

Wajah orang itu tak dapat ku lihat dengan jelas.

"SIAPA KAU"Teriakku dengan keras

Orang itu hanya diam dan tetap menodongkan pistolnya.

Dorr

Mendengar suara tembakkan,tanpa sadar tubuh ku refleks berlari dan melindungi ayah ku.

Bruk

Terlambat, tembakan itu mengenai ku. Aku pun terjatuh dengan darah yang merembes keluar dari perutku. pelaku yang menembak ku menjatuhkan pistolnya lalu berlari kabur.

Aku beralih menatap ayah ku. Ia hanya berdiri diam sambil menatap ku. tidak, bukan tatapan khawatir yang di berikan nya melainkan tatapan yang begitu dingin.

"A-ayah, tolong aku"ucap ku lirih sambil memegang kaki nya

Bukannya menolong ku. Ia malah menendang ku dengan keras sambil mengatakan kata kata dingin"aku bukan ayah mu, jalang"

"Kau sama saja seperti paman mu, kalian sama sama bajingan yang mengganggu hidup ku. Lihat saja paman mu baru saja akan membunuh ku"

Deg

Tunggu, paman?

Kenapa paman mau membunuh ayah?

Bukan kah paman orang yang baik?

Apa itu semua hanya topeng?

Beribu pertanyaan melintas di pikiran ku. Sedangkan ayah ku berjalan pergi meninggalkan ku.

Aku pun berusaha bangun untuk mengejar ayah.

"A-ayah jangan tinggalkan aku"

Berhasil, dia berhenti dan berbalik menghadap ku. Tapi hal yang terjadi berikutnya benar benar tidak terduga dalam pikiran ku

"Cepatlah mati, aku tidak mau melihat wajah mu lagi"

Mendengar kata kata itu dunia ku seakan hancur.

Kenapa? Padahal aku sudah melakukan semuanya untuk dilihat olehnya. Aku bahkan mengorbankan ku seperti ini untuknya. Aku bahkan di perlakukan seperti pembantu, tapi aku tetap diam. Semua itu hanya untuk dia. Tapi kenapa? Kenapa dia bahkan tidak mau melirik ku sedikit pun?

Darah terus keluar dari perut ku. Sekarang di sekitar ku sudah di penuhi oleh darah.

Aku sudah tidak sanggup lagi. Aku pun menutup mata ku

Semua kenangan yang terjadi melintas di pikiran ku kenangan indah dengan orang yang ku sayangi, atau pun kenangan pahit saat di khianati oleh orang orang yang ku percaya.

Ah ternyata ini akhirnya, akhir dari semua penderitaan ku. Ternyata tidak buruk juga.

Tapi tetap saja jika saja aku bisa hidup kembali, aku tidak akan mengemis kasih sayang lagi, aku juga tidak akan percaya lagi kata kata manis dari semua orang.

Perlahan semuanya mulai menghitam dan kesadaran ku pun mulai menghilang

.
.


.


second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang