" ... "
" ... "
Krik
KrikAthanasia POV
Gulp
Aku meneguk Saliva ku, tatapan tak percaya dengan jelas jelas ku layangkan kepada Claude.
Apa dia gila?
Beribu kali pun aku memikirkan alasan Claude berkata seperti itu pun, hanya satu kalimat itu yang dapat ku jadikan alasan perbuatan raja tirani itu.
Mata ku melirik Claude dalam dalam, dan dirinya pun membalasnya dengan tatapan hangat. Ah, ini gila.
Satu hal yang terpikir kan dalam benak ku hanyalah kabur dari tempat ini. Namun, bagaimana? Kini aku berdiri layaknya di atas panggung. Di penuhi tatapan orang orang tanpa adanya jalan untuk kabur.
"A-ayah?"
Suara lembut dari seorang gadis seketika menarik mata ku. Bibirnya yang bergetar disertai perkataan nya yang gagap dapat ku tangkap jelas dengan pengelihatan ku.
Kini keadaan semakin runyam. Mulut yang tadinya dapat diam sebentar kembali mengeluarkan bisa nya. Saat itu, mata ku kembali melirik kepada Claude. Sekiranya, apa yang akan di lakukan oleh kaisar itu?
Drap
Drap" ... Eh? ... "
Tangan besar itu terasa menyentuh pundak ku. Pengelihatan ku tak dapat melihat hal lain selain pakaian mewah milik seorang kaisar itu. Dekapan dari tubuh besar itu terasa hangat. Rasa hangatnya menjalar, memenuhi tubuh ku yang mulai mendingin karena udara malam. Dalam sekejap itu pula, aku dibuat mematung oleh sikap Claude.
"Ya-yang mulia?"
" DIAM "
Suara dingin keluar dari kedua bibir milik Claude. Hal itu seketika membuat para bangsawan mati kutu. Tanpa melihatnya pun, aku tau pasti tatapan menyeramkan milik Claude dan bagaimana ekspresi para bangsawan itu sekarang.
"Jika ada yang berbicara lagi ..... Akan ku potong lidah kalian sekarang"
Benar, suasana kini semakin mencekam. Aku tak tau apa yang terjadi lagi sekarang. Dan aku tak tau apa yang akan terjadi lagi kedepannya.
Sekarang, apa yang harus ku lakukan?
Puk
" ... "
Lagi lagi tangan yang selalu mengambil nyawa orang itu terasa hangat. Tangan itu begitu lembut kala mengelus kepala ku. Kenapa? Kenapa harus sekarang?
Srak
Tanpa sadar aku meremas pakaian milik Claude. Aku merasa kesal, begitu kesal. Mengapa orang ini harus menjadi seorang ayah? Dan mengapa orang ini harus menjadi ayah Athanasia?
"Sialan, seharusnya kau melakukan itu sejak lama"
Claude tiba tiba saja berhenti mengelus kepala ku. Dapat ku rasakan dekapan hangatnya telah menghilang. Namun, masih dapat ku rasakan jubah hangat menyelimuti tubuh ku. Langkah pelan terdengar dari samping ku. Ku rasakan tangan nya pula ikut menuntun jalan ku.
Hahh, ku harap aku menghilang setelah ini.
Athanasia POV end
***
"Tuan putri Jennette, anda tidak apa apa?"
Suara berat khas seorang lelaki membuat Jennette sedikit mengangkat bibirnya. Hal itu pula hanya membuat wajah datar pada wajah sang lelaki itu. meski begitu, ia tau, senyuman yang dibuat Jennette hanyalah sebuah senyum paksaan. Memang siapa yang dapat tersenyum setelah melihat kejadian itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
second life
FanfictionNama ku Fiona, orang yang mati di bunuh hanya untuk menyelamatkan orang yang bahkan tidak peduli aku masih hidup atau tidak. Aku pikir setelah mati, aku bisa terbebas dari semua penderitaan ku. Tapi sayangnya tuhan berkata lain. Saat aku membuka mat...