25

359 29 2
                                    

.
.
.

Drap

Drap

Drap

"LILY!"

Suara langkah kaki yang kemudian diikuti dengan pelukan hangat itu sedikit mengejutkan Lily.

Apa lagi dengan senyuman manis yang tak biasa ditunjukkan oleh sang tuan putrinya. Menimbulkan sesuatu yang aneh pada perasaan Lily.

Namun, meski begitu, Lily tetap merasa senang. Senyuman yang dikeluarkan oleh tuan putri nya itu menandakan bahwa ia sedang bahagia.

"Ada apa tuan putri? Anda terlihat begitu senang"

Tapi, akan kah apa yang dipikirkan oleh Lily sama dengan yang dipikirkan oleh tuan putrinya?

"Tidak, Athy hanya senang melihat Lily"

Athanasia menarik kedua ujung bibirnya. Membentuk sebuah senyum lebar yang berhasil menampilkan gigi gigi putihnya.

Lily pun hanya dapat tersenyum untuk menanggapi tuan putri kecilnya itu. Bagaimana pun, kebahagian Athanasia adalah kebahagiaan dirinya juga.

"Aku juga ingin berterima kasih pada Lily. Karena Lily, semuanya berjalan lancar kemarin"

Bohong

Tentu itu semua tidak berjalan lancar sama sekali. Mengingat berapa besar perempatan yang muncul pada kepala Athanasia malam itu. Tapi, setidaknya ia tak berbohong dengan kata 'terima kasih' itu

"Syukurlah, saya ikut senang jika tuan putri merasa senang"

Sekarang, Athanasia melepaskan pelukannya. Kembali diam sambil tersenyum tipis Kepada Lily.

"Lily.....apa ada yang aneh dengan ku kemarin?"

Yang benar saja

Akhirnya ia berhasil meluncurkan siasat nya. Terus menggali informasi untuk menutupi beberapa pecahan kaca yang ada di pikirannya.

"..maksud anda, tuan putri?"

"Itu.... maksudku, apakah aku bersikap aneh kemarin?"

Lily terdiam sejenak. Mencoba untuk memutar kembali ingatan sebelumnya.

"Hm...sepertinya tidak ada......kecuali anda yang tiba berkata ingin pergi ke debutante"

'huh'

Athanasia tiba tiba diam mematung. Seolah menyadari sesuatu yang tidak beres.

"Dan lagi....malam itu anda benar benar terlihat anggun"

'ah ada yang tidak beres'

"Mengapa anda menanyakan hal itu, tuan putri?"

"tidak. Athy hanya khawatir melakukan kesalahan kemarin"

Lagi, Lily terdiam sejenak. Pikirannya terasa kalut saat mendengar kata kata dari Athanasia.

Ia akhirnya sedikit menunduk. Menatap hangat anak asuhnya itu dengan senyuman tipis.

"Jangan berkata seperti itu, tuan putri. Anda tidak perlu takut melakukan kesalahan. Karena bagaimanapun, anda tetap tuan putri saya"

Kali ini, Athanasia lah yang dibuat terdiam. Kata kata yang dikeluarkan oleh Lily terdengar begitu hangat. Namun, kenyataan memang tak dapat dipungkiri. Kenyataan bahwa dirinya bukanlah Athanasia yang asli. Ia hanya memakai topeng untuk menutupi kenyataan bahwa dia adalah orang asing yang menyamar menjadi Athanasia.

'maaf Lily'

"Tidak, aku hanya ingin tampil sempurna didepan mu, Lily" sekali lagi, Athanasia bergerak. Melebarkan kedua tangannya sebelum memeluk Lily dengan begitu erat.

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang