17

621 62 7
                                    

BRAK!!

Pintu di banting dengan begitu keras, membuat semua orang begitu kaget. Belum cukup dengan itu, mereka dikejutkan lagi dengan siapa pelaku yang membanting pintu itu, Claude de Alger obelia.

Athanasia yang sedang bersantai di kamarnya sembari meminum teh pun langsung menyemburkan tehnya kembali sangking terkejutnya.

"ATHANASIA!!" Claude berteriak dengan keras, membuat Athanasia refleks bangun dari duduknya dan menatap ke arah Claude.

"Hal apa yang membuat yang mulia datang ke tempat saya?"ucap Athanasia sopan sembari menunduk kepada Claude

"Apa maksudmu hah? Untuk apa kau menerima penyihir itu sebagai teman bermain mu?"

Athanasia yang mendengar hal itu pun hanya dapat menaikkan alisnya, terheran heran dengan yang dikatakan oleh Claude. "Apa maksudmu yang mulia? Bukan kah sudah kukatakan bahwa itu adalah hak ku, dan aku memilih untuk menerimanya sebagai teman bermain ku"

Claude mendekati Athanasia lalu mencengkram bahunya dengan kuat."KENAPA KAU MEMILIHNYA?? BUKANKAH KAU SENDIRI TIDAK MEMERLUKAN TEMAN?!?!" Bentak Claude dengan begitu keras. Bahkan Athanasia dibuat lemas olehnya, tapi bagaimanapun Athanasia harus tetap kuat, ia tidak ingin terlihat lemah di depan Claude.

"Dari mana anda tau yang mulia? Selama ini anda bahkan tidak mau melihat saya barang sedikitpun" Athanasia melepaskan cengkraman Claude dari dirinya.

"Bukan kah selama ini anda hanya ingin melihat Jennette? Anda tidak pernah berharap saya masuk ke dalam pandangan anda, yang ingin anda lihat hanyalah Jennette dan Jennette" Athanasia menatap Claude dingin, selama ini dia sudah membiarkan Claude bersikap semaunya, menyuruhnya makan bersama, melarang nya pergi dari istana, dan sekarang ia menyuruhnya untuk tidak memiliki teman? Sungguh ia sudah muak melihat sikap Claude yang seperti ini.

"Beberapa hari yang lalu anda masih bersikap dingin kepada saya. Dan sekarang? Entah apa yang merasuki anda, tiba tiba anda terus memperhatikan seperti ini. Anda melihat saya saat semua sudah terlambat, Anda pikir saya akan terus membuka hati saya pada anda? Apa Anda pikir saya akan terus mengemis kasih sayang pada anda? Maaf itu hanya ada dalam mimpi anda".

Claude hanya dapat terdiam mendengar semua perkataan dari Athanasia, ia tau ini semua sudah terlambat tapi apa ia benar benar tidak bisa mengembalikan semua hubungan mereka?

"...apa anda tau mengapa aku memilih Lucas untuk menjadi teman bermain ku?....itu karena aku muak melihat kalian, muak melihat semua kebersamaan yang kalian lakukan, aku benar benar tidak menyukainya. Anda membuang ku hanya karena aku membunuh orang yang anda cintai, bukankah itu tidak adil? Jika aku tau sejak awal jika dengan kelahiran ku aku dapat merebut kebahagian orang lain, maka aku akan memilih untuk tidak lahir ke dunia ini" nafas milik Athanasia beradu dengan cepat, saat ini ia benar benar marah. Memang selama ini ia tidak tau penderitaan yang Athanasia asli alami, tapi ia tau betul bagaimana perasaan yang di alami oleh Athanasia asli. Di kehidupan pertamanya ia juga dibuang oleh ayahnya karena hal yang sebenarnya bukanlah kesalahan nya. Ia benar benar benci orang orang seperti Claude, orang yang membuang anaknya sendiri padahal anak itu tidak memiliki salah apapun. Padahal anak itu sama sekali tidak melakukan apapun, bahkan seperti Athanasia saja, mungkin ia akan memilih untuk tidak lahir jika tau Claude akan membencinya jika ia lahir, kenapa diana tidak menggugurkannya saja? padahal ia tau jika Claude sangat mencintai nya.

"Ku mohon yang mulia, biarkan aku mencari kebahagiaan ku sendiri. Aku tidak ingin berada dalam kekangan mu, kenapa anda tidak bersikap seperti dulu saja, beranggapan bahwa aku tidak pernah lahir, aku lebih suka dengan sikap mu yang itu. Berikan saja semua kasih sayang mu itu dengan Jennette, aku sama sekali tidak memerlukan kasih sayang mu itu lagi"

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang