13

718 82 8
                                    

"itu semua bohong yang mulia"
Aku berbalik kebelakang, dan seseorang yang tidak ku duga akan berada di sini malah berdiri tepat di hadapan ku.

'wait wait ngapain coba dia disini?!?!'batinku.

Seorang anak lelaki berambut hitam pendek dengan mata merah menyala berdiri di depan ku. Mungkin ia seumuran dengan ku atau mungkin lebih tua. Walau tinggi dan rambutnya berbeda, aku yakin kalau dia adalah cenayang yang ku temui tadi malam.

"Maaf memotong pembicaraan anda, yang mulia. Tapi semua yang di katakan oleh tuan putri adalah kebohongan"

".........apa maksudmu?"

"kemarin saya bertemu dengan tuan putri, tuan putri terlihat kebosanan, jadi saya mengajak beliau ke menara penyihir".

Lelaki itu melihat ke arahku. Mata kami bertemu, ia pun tersenyum.

"Bukankah begitu tuang putri?"

Aku tak menjawab apa aku hanya dapat menunjukkan wajah kebingungan ku.

"Tunggu, bukankah kau penyihir cilik itu, berani sekali kau membawa athanasia tanpa sepengetahuanku" ucap Claude, seolah olah ia sangat mempedulikan athanasia.

"Maaf yang mulia, tapi tuan putri sendiri menyetujui untuk pergi ke menara penyihir, jadi saya berpikir untuk tidak perlu meminta izin dari anda

Lagi pula bukankah itu masih di daerah istana, jadi tidak masalah bukan?"

Claude terdiam, ia tidak mengeluarkan satu patah kata pun dari mulutnya

'Nice cenayanggg, aku sangat mencintai muuu' batinku berteriak

"L-lain kali kau tidak boleh bertemu dengannya".

"Ehh, tapi tuan putri terlihat kesepian, bukankah itu terlalu kejam jika membiarkannya sendirian?"

Wajah Claude mengeras, memperlihatkan urat urat yang ada di lehernya, sepertinya Claude berhasil di buat kesal.

".....sebenarnya apa rencana mu"

"Ehh, aku hanya punya satu keinginan kok" pria itu tiba tiba menggenggam tanganku dengan sangat erat "bagaimana jika aku menjadi teman bermain tuan putri athanasia"

!!!

Hah? Apa katanya? Teman bermain ku? Cari masalah ya?

Aku melirik ke arah Claude, ia menatap ku dengan tajam. Entah kenapa rasanya udara sekitar sini menjadi sangat dingin.

"KAU.......BERANI BERANINYA KAU" Claude berjalan dengan cepat ke arahku, lalu ia langsung menarik lenganku dengan kasar

Ukh, kok jadinya gini sih?

"Lepaskan tangan kotor mu dari athanasia" ucap Claude dingin

"Heh, sepertinya anda melupakan janji anda. Anda pikir siapa yang menyakiti dirinya" tak mau kalah si cenayang menarik ku untuk menjauhi Claude.

Terjadilah acara tarik menarik selama beberapa saat, diantara mereka tidka ada yang mau mengalah. Hei hei hei, kalian pikir ini lomba tarik tambang apa?

Aku pun melirik ke arah Jennette yang sedari tadi di anggap obat nyamuk. Terlihat ia menatapku tidak percaya, dan juga.......entah hanya perasaanku atau tidak. Tapi di mata Jennette, seolah olah terdapat perasaan benci sekaligus iri di sana.

Aku langsung merasakan perasaan yang tidak enak, padahal aku hanya ingin hidup tenang, tapi kenapa hal itu tidak pernah terjadi?

Sudah muak terhadap acara tarik menarik ini, aku pun langsung berteriak menyuruh mereka berhenti.

"HENTIKAN!!!"

Seketika semuanya terdiam, aku pun menarik tanganku dari Claude.

"AKULAH YANG MEMUTUSKAN UNTUK MEMILIH DIA SEBAGAI TEMAN BERMAINKU ATAU TIDAK, INI BUKAN URUSANMU YANG MULIA" terlihat mata Claude terbelalak, tidak percaya dengan apa yang ku lakukan.

Tanpa pikir panjang lagi, aku menarik tangan lelaki itu untuk keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Claude dan Jennette di ruangan itu.

.
.
.

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang