4

1K 100 0
                                    

Kami sudah sampai di kamar ku. Aku benar benar tidak menyangka kalau dia benar benar akan mengantar ku sampai ke kamar. Memang benar kami tinggal di istana yang sama, tapi tetap saja aku tidak berfikir di mau mengantar ku sampai sini, ku pikir dia hanya akan mengantar ku sebentar lalu aku pergi meninggalkan aku.

Yah aku lebih suka pergi ditinggal, dari pada dia harus mengantar ku sampai sini.

Sekarang aku sedang menatap Claude, yah walau dari belakang, wajahnya tetap saja tampan, dasar papa muda, kenapa kau sangat tampan sih. Andai kau tidak membunuh putri mu, aku pasti akan sangat mengagumi mu.

Tiba tiba Claude melirikku, tatapan kami bertemu. Padahal dia tidak menatap ku dengan tajam, tapi entah kenapa tatapannya bisa membuatku bergidik ngeri. aku heran, bagaimana Jennette bisa tenang melihat tatapan Claude?

Claude menatap ku beberapa detik lalu kemudian berbalik hendak meninggalkan ku.

Seharusnya aku merasa lega karena Claude akan pergi. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hati ku, pertanyaan yang ingin ku tanyakan tertahan di mulutku. Rasanya aku benar benar ingin mengeluarkannya.

"Kenapa, kenapa anda dengan mudah mengantar saya, bukankah Anda sangat membenci saya?"

. . . .

'APAAAAA!!!! MULUT GUE KECOPLOSAN LAGI ANJIRRRRRR!!!!'

Claude berhenti, lalu melihat ke arah ku

"Hm karena kau putri ku"

"Tidak, tidak mungkin, sudah jelas jelas Anda berbohong, dari lahir anda tidak pernah mencintai saya. Tolong lepaskan topeng busuk itu"

'STUPID, BAKA, BODOHHHH, KENAPA MULUT KU NGAK BISA DIKENDALIIN SIH'

Claude menatap ku dengan tajam
"Itu memang benar, aku tidak pernah menyayangi mu, kau hanya seorang pembunuh yang membunuh orang yang ku cintai. Aku melakukan nya hanya demi Jennette, beruntunglah kau karena Jennette sangat menyayangi mu sebagai kakak nya"

Deg

Sakit, entah kenapa dada ku rasanya sangat sakit, rasanya ..... Sesak. Apa ini perasaan Athanasia, tidak pernah di cintai oleh satu satunya orang tuanya

"Kalau begitu...." Mata ku menatap nya dengan tatapan dingin, entah kenapa rasanya sekarang aku sangat membencinya "kenapa anda tidak langsung membuang ku saja. Kenapa tidak dari awal saja anda membunuh saya?"

"Athanasia, nama yang sangat ku benci, nama yang bahkan tidak bisa ku miliki sampai sekarang dan.....

nama yang di berikan wanita itu"

"...."

Aku terdiam menatap Claude dengan datar

"Hehh kau bahkan akan menyakiti dan membunuhnya di masa depan karena alasan yang bikin jengkel" gumam ku

"Kalau begitu, jika yang mulia membenci ku, bukan kah tidak masalah jika saya pergi dari hadapan anda selamanya"

Claude terdiam, ia tidak mengatakan apa apa selama beberapa detik

"Apa maksud mu dengan pergi?"

"Hahaha, sepertinya anda sudah memikirkannya terlalu jauh ya?"Aku berjalan ke salah satu sofa yang ada di kamar ku, lalu duduk di sana.
"Tentu saja pergi dari kerajaann ini, menjauh dari tempat anda berada. Mungkin aku akan tinggal di suatu desa dan hidup di sana sendirian"

Tepat setelah aku mengatakan itu, raut wajah Claude tampak lega. Mungkin orang lain tidak dapat melihatnya, tapi aku dapat dengan jelas melihatnya.

"Sepertinya anda berfikir aku akan bunuh diri, tenang saja aku tidak berfikir untuk bunuh diri untuk sekarang. Tapi mungkin suatu saat nanti aku akan berfikir untuk membunuh diri ku sendiri"

'toh ini bukan tubuh ku, jadi tidak masalah jika aku mati kan. Mungkin dengan begitu aku tidak akan lagi melihat orang orang menjijikkan seperti ini'

"Jadi bagaimana yang mulia? Tidak masalah kan? Ini akan sangat menguntungkanmu, jika aku pergi dari sini, anda bisa menghilangkan hama seperti ku dengan sangat mudah. Dan untuk Jennette, anda tinggal bilang kalau aku hilang atau alasan lainnya"

Claude masih terdiam, wajahnya tampak seperti orang yang sedang bimbang. Sampai akhirnya ia menjawab dengan tegas."tidak, kau tidak boleh pergi dari sini. Jika kau pergi dari sini Jennette akan menangis sejadi jadinya"

"Ke-"

Belum sempat aku menjawab Claude, Claude sudah berbalik duluan dan berjalan ke pintu keluar. sebelum Claude keluar dari kamar ku, ia mengatakan kata kata yang berhasil membuat ku merinding.
"Dan ingat jika kau kabur dari sini, jangan pernah berfikir kau akan selamat jika kau berhasil tertangkap" lalu Claude pun keluar dari ruangan itu

Tepat setelah Claude Keluar, aku menarik nafas sebanyak mungkin, tubuh ku sudah di penuhi keringat dingin. Mungkin cara bicara ku sangat santai dan tidak ada rasa takut  sedikit pun. Tapi kau tau sedari tadi kaki ku terus bergetar, itu juga yang membuat ku duduk di sofa di tengah tengah pembicaraan. Kalau tiba tiba jatuh pas lagi bicara itu sangat NGAK LUCU.

Aku pun berusaha menenangkan diri ku sambil memikirkan kata kata tadi.

"Hahhh sial, padahal sedikit lagi aku bisa keluar dari neraka ini"

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang