10

768 81 1
                                    

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki bergema di seluruh ruangan. Sekarang aku dan Felix sedang berjalan menuju ruangan Claude menunggu ku.

Sedari tadi, tidak ada yang mencoba membuka pembicaraan, yang membuat suasana menjadi begitu canggung. Hanya suara angin yang dapat ku dengar.

Aku benci suasana ini, rasanya benar benar tidak nyaman.

"Nama mu Felix kan?" Ucapku memecahkan keheningan. Felix tampak kaget dengan pertanyaan ku yang tiba tiba. Tapi Felix dengan cepat mengubah raut wajahnya itu.

"Iya, tuan putri"

"Felix........kenapa yang mulia menyuruh mu menjemput ku? Kenapa harus kau, kenapa bukan ksatria yang lain?"

Mendengar pertanyaan ku, Felix mendadak menghentikan langkahnya, ia menatapku dengan bingung, seolah olah pertanyaanku adalah pertanyaan yang aneh.

"Maksud anda tuan putri?"

"Yah kau tau. Kau adalah tangan kanan yang mulia, kau adalah orang yang sangat terhormat. Sedangkan aku hanyalah seorang putri terbuang yang bahkan tidak pernah dilirik oleh kaisar. Bukan kah aneh jika kau sampai menjemput orang sepertiku?"

Mendengar perkataan ku, Felix mendekatiku. Lalu membungkuk, berusaha menyamakan tingginya dengan tinggiku.

"Jangan berkata seperti itu, tuan putri. Anda adalah Bunga kekaisaran obelia. Anda adalah putri dari yang mulia kaisar, dan yang mulia juga sangat mencintai anda. jadi jangan pernah berpikir begitu"

Bunga kekaisaran apanya, suatu saat nanti aku pasti akan di eksekusi seperti cerita aslinya. Dan dan katanya putri kaisar? Claude bahkan tidak pernah menganggap athanasia anaknya. Sampai kapan pun athanasia tidak akan pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.

"Jangan bercanda, dia tidak pernah mencintai ku dan tidak akan pernah terjadi" gumam ku.

Felix tersenyum tipis. Sepertinya ia mendengar gumaman ku.

"Tuan putri, anda tau? Yang mulia sangat sangat menyayangi anda. Hanya saja, beliau tidak tau cara menyampaikannya. Saat anda menghilang kemarin, beliau benar benar khawatir, beliau bahkan meninggalkan seluruh pekerjaan beliau hanya untuk menemukan tuan putri"

Hah? itu tidak mungkin, Claude yang bucinnya Jennette bisa sepeduli itu dengan athanasia, apa sebentar lagi kiamat tiba?

"Saya bahkan tidak pernah melihat beliau sampai sepanik itu. Mengingat nya saja membuatku ingin tertawa"

Flashback

Terlihat Claude sedang menikmati teh nya sembari menikmati pemandangan di sekitarnya, tak lupa Felix sebagai tangan kanan Claude berada di sampingnya. sekarang ia sedang berada di taman yang dibuat untuk putrinya, Jennette. Yah hari ini Jennette sedang mengadakan tea party dengan temannya jadi Claude sama sekali tidak bisa menghabiskan waktu dengan putrinya itu.

suasananya begitu hening hanya terdapat suara angin dan air yang berasal dari danau yang berada tak jauh dari sana.

"Felix, Menurutmu Apa arti jika orang yang telah tiada masuk kedalam mimpi" ucap Claude tiba tiba memecahkan keheningan.

"siapa yang anda maksud yang mulia?"

"..............wanita itu"
walau hanya kata itu yang dikeluarkan oleh Claude, Felix langsung tahu siapa yang dimaksud oleh Claude

"Mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikannya yang mulia" setelah mendengarkan perkataan Felix, wajah Claude terlihat begitu resah. Entah kenapa setelah pertemuan dengan athanasia saat itu, wanita itu, Diana, ibu dari athanasia selalu menghantui dirinya. Baik saat Diana memarahi Claude habis habisan, berkata bahwa dia membenci Claude karena telah menelantarkan putri kandungnya, sampai mimpi yang di mana Diana pergi meninggalkan Claude dengan athanasia berada di dekapan Diana.

'Kalau begitu, jika yang mulia membenci ku, bukan kah tidak masalah jika saya pergi dari hadapan anda selamanya'

Kata-kata yang dikatakan athanasia saat itu terus terngiang-ngiang seperti radio rusak di kepala Claude, perasaannya begitu cemas. kata-kata itu.............seolah athanasia akan meninggalkannya sama seperti wanita itu.

memang Claude membenci athanasia, karena bagaimanapun athanasia lah yang bersalah atas kematian Diana. Tapi, Claude tidak ingin ia pergi. Perasaanya begitu bimbang, ia membenci athanasia karena mengambil Diana dari sisinya tapi di sisi lain...ia tidak ingin athanasia pergi meninggalkannya

"Sudah beberapa hari ya" gumam Claude. Claude mengingat saat ia bersama athanasia beberapa hari yang lalu, entah kenapa ia merasa kalau anak itu sudah banyak berubah. Dia yang dulunya hanya bisa menatap ke bawah tiba tiba bisa menatap Claude tanpa rasa takut. Rasanya Claude ingin melihat nya lagi, keberanian anak itu. Ia ingin melihatnya lagi.

Claude tiba tiba bangun dari kursinya lalu berjalan meninggalkan taman itu

"Anda ingin pergi kemana, yang mulia?"

"......ke tempatnya"

Felix tampak kebingungan dengan perkataan Claude tapi ia tetap saja mengikuti kemana Claude pergi

.
.
.

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang