15

636 65 3
                                    

Di sini, ceritanya dari sudut pandang Lucas.
...

Lucas POV

Aku sedang berjalan jalan di istana garnet, awalnya aku ingin menemui orang itu lagi, atau lebih jelasnya lagi, tuan putri athanasia. Tapi sayangnya anak dari Aeternitas itu malah menggangguku dengan menyuruhku mengerjakan berkas berkas tidak jelas. Padahal aku ingin menemui orang itu lagi, masih banyak pertanyaan yang ingin ku tanya padanya. Sial, rasanya aku ingin membunuh raja itu.

Aku melangkahkan kakiku dengan perasaan kesal, sampai tak sengaja aku mendengar suara yang begitu berisik dari salah satu ruangan. Aku pun berjalan ke ruangan itu, pintunya tertutup, membuatku tak dapat melihat apa Yang terjadi di dalam. Ku lihat tangan kanan Claude itu berdiri di depan itu. Tanpa pikir panjang aku pun mendekati dirinya.

"tuan penyihir, untuk apa anda datang kemari?"

"Aku hanya sedang berjalan di sekitar sini dan tak sengaja mendengar suara dari dalam"

"Oh, yang mulia dan tuan putri ada di dalam, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu"

Hm? Tuan putri?

"Apa itu tuan putri Jennette?"

"Iya, yang mulia juga menyuruh tuan putri Athanasia untuk datang, jadi tuan putri Jennette dan athanasia ada di dalam"

Huh? Sejak kapan dia memerhatikan putrinya itu, biasanya dia hanya memedulikan putri yang di bawa oleh anjing putih itu.

"Apa aku bisa masuk ke dalam?"  Tanyaku kepada Felix.

Alisnya mengkerut, merasa bingung apa harus memberi izin atau tidak

"Hahh, lama" aku berjalan mendekati pintu itu lalu membukanya secara perlahan. Aku mengintip dari sana, Felix sama sekali tidak menghentikan ku. Ia hanya bisa diam berdiri di sana

"Aku tidak sengaja tertidur, di salah satu taman. Dan aku terbangun saat larut malam dan langsung kembali ke kamarku" kata kata itu terdengar dari dalam ruangan itu, dan suara itu jelas jelas suara milik perempuan itu.

Hehh, ternyata dia memang benar benar perempuan yang berani ya

"Hmm, lalu salah satu pengawal berkata melihat seorang anak kecil yang memakai jubah dan bersurai emas memanjat pagar istana, bagaimana kau menjelaskan itu?"

Ku lihat wajah perempuan terlihat gugup, sepertinya ia ketahuan ya. Ternyata kau tidak sepintar yang ku kira. Apa aku harus membantu mu?

Aku membuka pintu itu dengan lebar secara perlahan, terlihat Felix membelalakkan matanya dengan apa yang ku lakukan.

"Semua itu bohong yang mulia" aku berjalan masuk ke ruangan itu. Terlihat 'perempuan itu' melihatku dengan tatapan terkejut, apa mungkin dia tetap mengenalku?

"Maaf memotong pembicaraan anda, yang mulia. Tapi semua yang di katakan oleh tuan putri adalah kebohongan"

".........apa maksudmu?"

"kemarin saya bertemu dengan tuan putri, tuan putri terlihat kebosanan, jadi saya mengajak beliau ke menara penyihir".

Aku berbalik kebelakang, untuk melihat perempuan itu. Melihat wajah nya yang kebingungan membuatku ingin tertawa.

"Bukankah begitu tuan putri?" Ia terdiam, aku membuatnya kebingungan. Ah sial, itu sangat lucu

"Tunggu, bukankah kau penyihir cilik itu, berani sekali kau membawa athanasia tanpa sepengetahuanku" Claude menatapku dengan tajam, heh dia berkata seperti dia sangat menyayangi putrinya

"Maaf yang mulia, tapi tuan putri sendiri menyetujui untuk pergi ke menara penyihir, jadi saya berpikir untuk tidak perlu meminta izin dari anda"

Lagi pula bukankah itu masih di daerah istana, jadi tidak masalah bukan?"

second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang