Season 2
Part 3
.
.
.Senja kini berganti malam, matahari sudah meninggalkan aktivitasnya sejak dua jam yang lalu, kini berganti bulan membentangkan senyumnya seolah mengajak siapa saja untuk tersenyum kepadanya meski begitu terik dan terjal hari yang di lalui siang tadi.
Tampaknya ini tidak berlaku bagi wanita beraroma vanilla ini, entah sudah berapa banyak soju yang ia tenggak seorang diri di kamarnya sejak sore tadi sepulang dari rumah sakit.
Berulang kali pula ia menjambak rambutnya sendiri berharap semua masalah akan hilang jika ia melakukan semua itu, nyatanya tidak ada yang berubah sedikitpun meski ia melakukannya hingga ratusan kali.
Kepalanya kini berada di atas meja, berbantalkan lengannya sendiri, matanya menerawang lebih dari tujuh botol soju yang tergeletak di atas meja.
Matanya memerah, rambut lusuh, suhu tubuhnya yang meningkat membuatnya tampak berantakan.
"Aku benci saat-saat seperti ini, sepertinya aku menyesal telah memilih kembali ke Korea," racu Yn di tengah mabuknya.
Yn yang pada awalnya masih tertunduk di meja, kini ia membenarkan posisinya menjadi duduk. Sesekali ia menggelengkan kepalanya karena pening efek dari soju yang ia tenggak.
Ia menoleh ke arah vas bunga tulip kuning di pojokan nakas yang tergeletak di tepi ranjang.
"Ini semua salahmu! bahkan saat kau sudah menjadi abu kau tetap membuatku menjadi wanita paling menjijikkan." umpat Yn pada Vas bunga yang tidak berdosa.
Yn kembali memijit keningnya, lalu bangkit berjalan menuju ranjangnya.
Yn bahkan menghempaskan tubuhnya sendiri di atas ranjang, matanya menerawang pada langit-langit kamar entah apa yang kini tengah melayang-layang di dalam pikirannya.Matanya berusaha terpejam namun sayangnya hati ini seolah menolak untuk bersahabat dengan rasa kantuk.
Dreet! Dreet! Dering ponsel.
Dengan malas Yn mersih ponselnya.
"Yoboseyo."
"Kau mabuk? Mianhe, aku terpaksa harus berkata jujur demi kesembuhan Jessi. Lusa aku akan mengambil Jessi untuk melanjutkan pengobatan di sini," ucap seseorang di sebrang ponsel dan ternyata itu adalah Jackson.
"Kau mengkhianatiku, kau bilang kau adalah Kakak yang baik. Hari itu kau memintaku merawat Jessi karena kau tahu anakku baru saja pergi," balas Yn dengan suara parau.
"Aku tahu kau marah padaku karena aku menjadi kaka yang tidak baik sekarang, setidaknya kau pikirkan kesembuhan Jessi. Sampai kapanpun Jessi tetap anakmu aku berjanji tidak akan merebutnya darimu setelah semuanya baik-baik saja." Jackson mencoba menjelaskan semuanya pada Yn.
Klik!
Yn memutuskan panggilan sepihak, ia melempar ponselnya sembarang. Rahasia yang selama ini ia pendam seorang diri pada akhirnya terungkap juga.
Delapan tahun lalu pasca operasi di nyatakan sukses, Yn dan bayinya di bawa ke Amerika bersama Lihwa dan Jackson, namun sayangnya di tengah perjalanan bayi prematur yang Yn lahirkan mengalami gangguan pernafasan sehinga merenggut nyawanya.
Yn mengalami tarauma mendalam karena syok, hari itu Jackson datang bersama Lihwa membawa seorang bayi perempuan yang di duga anak hubungan gelap antara Jackson dan mantan pacarnya.
Semenjak hari itu Yn mengurus Jessi dan mengangkatnya menjadi putrinya. Dan mampu menyembuhkan luka terdalam Yn akibat kehilangan putrinya.
🍃🍃🍃
Hari itu pun tiba, di mana Jessi benar-benar di bawa kembali ke Amerika oleh Jackson. Sudah berlalu lebih dari dua jam kepergian Jessi namun Yn masih tertunduk lesu di bandara.
Hari ini ia mulai bingung harus memulai dari mana, akhirnya ia memutuskan untuk berkunjung kerumah Mira sahabatnya yang tidak lain istri Jimin.
Tidak memakan waktu lama kurang lebih dua puluh lima menit jarak rumah Mira dari bandara. Kini bahkan kuda besi sederhana milik Yn sudah terparkir sempurna di kediaman Park.
"Yn, aku merindukanmu." Mira berlari berhambur dipelukan Yn.
"Aku juga! di mana kembar?"
"Mereka di dalam, ayo masuk!"
Yn dan Mira pun masuk ke dalam hunian megah nan mewah milik keluarga Park, begitu sampai di dalam Yn begitu terkejut saat melihat ada Nyonya Kim Yuri mantan mertuanya.
Mira lupa mengatakan pada Yn jika di kediamannya tengah ada Nyonya Kim yang berencana akan pergi Arisan bersama mertuanya.
"Eomma oraenmaniyeyo," sapa Yn
Manik keduanya saling bertemu, rasa kecewa dan rindu saling beradu di mata Nyonya Kim, atau pun sebaliknya Yn pun merasa tidak enak hati pada Nyonya Kim mantan mertuanya yang begitu baik.
Nyonya Kim tidak menjawab pertanyaan Yn, ia langsung memeluk mantan menantunya begitu erat hingga beruraian air mata.
"Mianheyo, ini semua salah Ibu. Andai saja hari itu aku tidak mengutusnya mungkin hari ini kau masih menjadi menantuku."
"Aku yang seharusnya meminta maaf pada ibu, karena aku pergi tanpa pamit. Bahkan aku tidak memberitahu ibu soal perceraianku dengan Namjoon," ucap Yn penuh sesal.
Nyonya Kim melepaskan pelukannya lalu mengajak Yn duduk bersama di sofa yang tidak jauh dari posisinya sekarang.
Mira dan Nyonya Park hanya datang mengantarkan teh hangat lalu keduanya pergi memberikan ruang untuk Yn dan Nyonya Kim untuk saling bicara.
"Namjoon pantas mendapatkan semuanya, bagaimana mungkin ia menjalin hubungan dengan wanita lain sedangkan ia sudah beristri," ungkap Nyonya Kim.
"Kami sekarang bersahabat baik, bahkan Kim Lihwa lah yang mengurusku selama di Amerika."
Nyonya Kim hanya membalasnya dengan senyuman, ia terus memegangi tangan Yn dengan lembut. Sesekali ia mengelus pundak mantan menantunya.
"Apa sekarang kau sudah menikah lagi?" tanya Nyonya Kim
Yn hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Nyonya Kim mengembangkan senyumnya saat mendapatkan jawabannya, ia merasa masih ada harapan untuk menebus semua kesalahannya dan membayar hutang budi pada mendiang Nyonya Min.
~tbc~
Up malem2 🙈
Makin kejawab ya sekarang, kira-kira gimana Yn kedepannya? apa iya rujuk ama Namjoon sesuai harapan Nyonya Kim?
Apa memulai lembaran baru?Sabar tar kita liat kejutan di part selanjutnya 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Merah 🔞 Season 1 & 2 ( Ff BTS)
Short StoryTerjebak cinta satu malam dengan satu pria mungkin sudah hal bisa, namun apa jadinya jika terjebak dengan dua pria..? Awalnya ini semua rencana Nyonya Kim untuk menjodohkan Namjoon dengan Min Yn, namun siapa sangka orang yang Nyonya Kim percaya agar...