'Pada akhirnya, kita hanya perlu berdamai dengan keadaan. Hingga sadar, apa-apa yang dianggap indah, tidak selalu bisa dimiliki'
☘️☘️☘️
Pagi hari tiba dan Alina masih pulas dengan tidurnya yang lelap, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06:15 WIB. Dia masih saja dengan aktivitas malamnya itu, bergadang sampai larut malam demi mendapatkan kabar dari Alvin. Jam kecil yang berada dimeja nakas sebelah ranjangnya terus saja berbunyi dan diapun dengan mata yang tertutup terus saja mematikan jam itu agar tidak mengusik tidurnya.
Ketukan pintu yang sangat pelan terdengar dari balik pintu kamar Alina, dia adalah Ratna. Ratna sudah sedari tadi membangunkan Alina, tapi tak kunjung bangkit dari tempat tidurnya. Karena kesabaran Ratna sudah habis dan pintu pun dikunci, ia langsung mengambil kunci cadangan kamar Alina.
Selang beberapa menit, pintu pun terbuka dan Ratna masih melihat Alina dengan antengnya tidur sambil tersenyum.
"Ini anak belum bangun juga, terus tidur sambil senyum lagi. Kesambet atau apa sih? Al...Alina...." tak ada jawaban dari Alina, Ratna langsung membangkitkan badan Alina.
"Alina...bangun sayang! Kamu gak sekolah apa?" ucap Ratna dan Alina pun sayup-sayup membuka matanya perlahan sambil menguap.
"Emangnya udah pagi yah ma?" pertanyaan konyol Alina membuat Ratna menepuk jidat anaknya itu.
"Nggak Al, udah malem lagi. Ya iyalah udah pagi, kamu ini ada-ada aja. Udah yok bangun, nanti mama suruh kak Nathan nganterin kamu sekolah." Ratna menyingkirkan selimut Alina kemudian menyuruh anaknya itu langsung ke kamar mandi dan Alina dengan ogah-ogahan terpaksa menuruti.
"Buruan yah Al! Mama tunggu di meja makan."
"Iya ma."
Jam menunjukkan pukul 06:25, artinya 10 menit Alina mandi dan berpakaian sekolah. Dia langsung menuju meja makan dan meminum susu yang sudah ada dimeja. Dia duduk dengan mata yang menatap kosong kearah meja makan, terlihat kantung matanya yang berbeda seperti biasanya, sedikit menghitam akibat 2 malam ini dia bergadang dan tidak bisa tidur.
"Al, kok akhir-akhir ini papa liat kamu kayak banyak pikiran, kamu ada masalah yah?" tanya Herry yang melihat anaknya seperti hilang semangat.
Alina langsung tersadar dari lamunannya dan tersenyum kearah Herry, "Nggak kok pa, nggak ada apa-apa. Alina baik-baik aja kok."
"Beneran?" tanya Herry lagi seperti kurang yakin dengan penuturan anak gadisnya itu.
"Iya papa, Alina baik-baik aja kok. Mungkin karena kecapekan. Kan disekolah banyak tugas." jawab Alina meyakinkan Herry seolah tidak ada masalah.
"Cius??" tanya Nathan dengan nada menggoda.
"Serius dong." jawab Alina sambil tersenyum.
Ratna hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya itu.
"Kak, yuk berangkat sekarang!" ajak Alina sambil menyandang tasnya.
Nathan mengangguk kemudian meneguk kopinya yang masih tersisa sedikit, "Kuy lah..."
"Ma, pa, kita berangkat duluan yah..." Nathan menyalimi Herry dan Ratna diikuti oleh Alina, kemudian mereka berangkat ke sekolah Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...