'Pada setiap lelah mu, aku ingin menjadi seseorang yang paling kau temui'
☘️☘️☘️
Sesampainya mereka dikamar Alina, Septi, Merry, dan Debi berdecak kagum dengan kamar Alina yang penuh berbagai foto-foto alam. Semua foto-foto alam tersebut, Alina tata dengan rapi, bahkan foto polaroid pun ia tempel-tempel didekat ranjang tempat tidurnya. Benar-benar sebuah kamar bernuansa galeri.
"Gila! Lo fotografer yah, na?" ucap Merry sambil melihat deretan kamera beserta lensanya yang berada di etalase kamar Alina.
"Nggak kok, cuman iseng-iseng doang" balas Alina sembari menghempaskan tubuhnya di ranjang miliknya.
"Iseng-iseng gimana, punya lensa aja udah enam!" sahut Debi.
"Tau lo! Terus lo juga gak pernah bilang sama kita-kita, kalo Lo itu fotografer. Tau gitu kan gue enak mau foto, gak nyuruh Debi yang amatiran!!" balas Merry sarkastik.
Debi mendelikkan matanya melihat Merry yang menyebutnya amatiran. Hello Merry? Lo bilang Debi amatiran? Terus yang jungkir balik buat fotoin kamu siapa lagi kalo bukan Debi. Dasar manusia tidak tau terima kasih tuh yah kayak gitu.
"Iya-iya nanti gue fotoin deh!" Alina bangkit dari rebahannya kemudian duduk di pinggir ranjang, melihat Merry dan Debi yang masih asyik melihat karya-karya fotografinya. Berbeda dengan Septi yang sedari tadi hanya diam dan menunduk. Alina mengernyit saat mendapati Septi seperti patung, dia mencoba menghampiri Septi untuk menanyakan apa yang sedang terjadi.
"Sep, lo kenapa? Kok dari tadi diem terus?" tanya Alina sambil memegang pundak Septi.
Septi mendongak kemudian tersenyum tipis. "Gue gak papa kok!"
"Lo yakin? Tapi kok kayak ada yang disembunyiin!"
"Enggak kok Al---"
"Dia itu sedih Na, Kak Nathan udah punya pacar. Tadi aja nangis" balas Merry cepat memotong ucapan Septi. Septi menatapnya tajam kemudian mendengus.
Alina menghembuskan nafasnya pelan kemudian duduk di samping Septi. Septi sangat sedih, terlihat sedari tadi dirinya hanya diam dan menunduk, mungkin Septi sedang menangis dalam hati.
"Sep, dengerin gue ya! Lo itu cewek kuat, anak taekwondo lagi! Lo jangan lemah kayak gini cuman gara-gara cowok. Ingat Sep, masih banyak diluar sana yang nungguin lo! So, Lo jangan jadi cewek lemah!!" ucap Alina menasehati, Septi hanya diam menunggu kelanjutan dari Alina.
"Dan gue gak kenal sama Septi yang sekarang! Gue cuman kenal sama Septi yang pertama kali gue temuin di sekolah, ngajak kenalan, dan yang paling dewasa dari kita semua!!" lanjut Alina lagi, seketika itu air mata Septi terjatuh dan dia memeluk Alina, menangis dalam pelukan Alina.
"Na, makasih yah, udah nguatin gue. Makasih banget!" balas Septi.
Alina mengangguk dan mengusap punggung Septi, mencoba untuk menenangkannya. "Iya Sep, sama-sama. Jangan sedih lagi dong!"
Merry dan Debi melihat Alina dan Septi peluk-pelukkan ikut terharu, kemudian menghampiri kedua sahabatnya dan memeluk mereka berdua, terjadilah peluk-pelukkan ala Teletubbies.
"Gue terharu!" ujar Merry sambil memeluk ketiga sahabatnya.
"Aing juga!!" timpal Debi dan membalas pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...