14 •Meet Randika•

3.3K 156 7
                                    

'Kalau pertemuan kita merupakan sebuah kebetulan, kuharap kebersamaan kita bukanlah sebuah kesalahan!'

☘️☘️☘️

Para penonton berteriak histeris diiringi dengan tepukan tangan yang meriah, pasalnya saat Sandy dan Alina mengakhiri lagu yang terakhir mereka saling bertatapan.

Sebuah pasang mata melihat mereka dengan datar, ada rasa aneh saat melihat keduanya bertatapan.

"Woii Vin! Datar banget liatnya. Cemburu ya?" ledek Wendry sambil menepuk bahu Alvin, membuat si empu menatapnya lebih datar.

"Gak!" ucap Alvin kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Gara-gara lo sih" Haris menoyor kepala Wendry, membuat Wendry menatapnya tajam.

"Kalo kesel gak usah noyor kepala gue juga, anjay! Terus kok gara-gara gue sih??" tanya Wendry tak terima disalahkan.

"Udah tau Alvin orangnya dingin, lah elo ngeledekin dia" jawab Haris.

"Yee gue kan ngomong realita, keliatan tuh dari sorot matanya Alvin, kalo dia cemburu" Wendry meyakinkan kedua sahabatnya itu.

Dicky yang mendengar penuturan Wendry barusan memegang dagunya dan manggut-manggut. "Bener juga sih, gak biasanya Alvin kalo kita bilang dia cemburu langsung pergi gitu aja"

"Nah kan Dic, lo juga punya rasa yang sama!"

"Terserah lo berdua aja deh. Cuman Alvin dan Allah yang tau" Haris pasrah dengan apa yang dibicarakan oleh kedua sahabatnya itu.

"Udah yuk, susul Alvin!" Dicky bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Wendry dan Haris dibelakangnya.

☘️☘️☘️

"Ya ampun Alina, suara lo keren bangetttt" ucap Merry memuji sahabatnya.

"Ah Merry apaan sih, suara lo juga bag--"

"Alinnaaaaaa!!" ucapan Alina terpotong saat Debi dengan suara toanya berkumandang.

Alina menutup kedua telinganya dari suara toa Debi yang bisa membuat penging tujuh keliling. "Apaan sih Deb. Suka banget teriak-teriak!"

"Gue gak nyangka Na!" Debi tak menggubris omelan dari Alina, dia malah menggoyang-goyangkan tubuh Alina, membuat sang pemilik menyorakinya.

"Woiiii Debi Mikaila!! Jangan goyangin badan gue juga kali!" ucap Alina sambil melepaskan tangan Debi dari badannya.

Debi hanya menyengir seperti kuda. "Hehe maaf"

"Lo gak nyangka apaan sih Deb?" tanya Septi yang penasaran dengan ucapan Debi.

"Hmm apa yah..." Debi menjeda ucapannya dan matanya melihat keatas terlihat seperti sedang berfikir.

"Gue lupa!" lanjut Debi yang membuat ketiga sahabatnya menatapnya jengah dan memutar bola matanya serempak, sementara Debi malah nyengir lagi. Suka banget yah Debi nyengir-nyengir.

"Huuu gak jelas lo!" Merry mendelikkan matanya dan pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Yeee... Biasa aja dong!!" Debi membalas ucapan Merry dengan nada yang tak bersahabat.

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang