42 •Kehadirannya Kembali•

9 0 0
                                    

'Jika Itu tentang menunggu dan melupakanmu, yakinlah aku akan memilih untuk menunggu tanpa keraguan sedikitpun. Setidaknya itu satu-satunya hal yang tidak ingin kusesali dalam hidup'

☘️☘️☘️

Alvin keluar dari kamarnya dan hendak turun untuk sarapan bersama keluarganya. Selepas kepulangannya kemarin, keluarganya juga baru pulang dari Bali sehari sebelum Alvin pulang, dan dirinya sudah tau bahwa neneknya yang ada diBali sudah tiada.

"Pagi bunda." sapa Alvin kepada bundanya yang sedang menuangkan kopi untuk suaminya.

"Pagi juga sayang. Tumben udah siap, gak sabar pengen ke sekolah?" tanya Sophia lalu tersenyum menggoda Alvin.

"Hehe gak gitu juga bun." Alvin terkekeh sambil memakan roti sandwichnya. "Oh ya bun, Ayah, bang Angga sama kak Anggi kemana?" lanjut Alvin menanyakan keberadaan anggota keluarganya yang lain.

"Ayah udah turun tuh." Sophia menunjuk ke arah tangga, memperlihatkan suaminya yang sudah berpakaian rapi dengan jas hitam dan tas kantornya. Alvin pun menoleh dan mengangguk.

"Kalo abang sama kakak kamu mungkin lagi siap-siap." lanjut Sophia dengan tersenyum lalu menyendokkan nasi goreng ke piring Andres—suaminya.

Andres duduk dikursinya dan menyesap kopi buatan Sophia, lalu dia menoleh dan tersenyum ke arah Alvin.

"Vin, gimana ke Swiss kemarin, seru gak?" tanya Andres dengan antusias.

Sebelum menjawab pertanyaan ayahnya, Alvin juga meminum kopi yang sudah dituangkan Sophia tadi digelasnya.

"Nggak terlalu begitu seru sih yah." jawab Alvin dengan datarnya.

Andres mengernyit bingung, "Loh kenapa gak terlalu seru? Anak temen ayah gak terlalu cantik yah?"

"Bukan itu yah, Alvin cuman males aja berinteraksi sama orang yang gak Alvin kenal, apalagi itu cewek." tutur Alvin menjelaskan alasannya yang tidak terlalu semangat sepulang dari Swiss kemarin.

"Yah lama-lama kan nanti bisa kenal dekat Vin."

"Tapi beda lah yah." Alvin mulai merasakan kesal terhadap ayahnya itu. Seakan-akan ayahnya memaksakan untuk Alvin bahagia atas kepulangannya dari Swiss kemarin.

"Udah-udah, gak baik adu mulut didepan makanan."  ucap Sophia yang melerai keduanya. Sophia melihat ke arah Alvin yang sudah mulai dingin dengan situasi sekarang. Dia tidak mau lagi anak bungsunya itu bersikap dingin seperti dulu, maka dari itu dia harus dengan cepat melerai percakapan suaminya dengan anaknya itu.

"Bunda, ayah, Alvin berangkat sekarang yah." Alvin bangkit dari duduknya kemudian menyalimi Sophia dan Andres.

"Iya sayang, kamu hati-hati yah! Jangan ngebut-ngebut!!" titah sophia memperingati dan menuntun Alvin kedepan teras rumah. Alvin hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan Sophia.

Sesampainya diteras, saat Alvin hendak memakai helmnya, tiba-tiba pak Dadang selaku satpam di rumahnya datang menghampiri Alvin dan Sophia.

"Maaf den..." panggil pak Dadang saat didepan Alvin. Alvin kemudian menurunkan kembali helmnya yang sempat ingin dia pakai.

"Ada apa pak Dadang?" tanya Alvin dan Sophia pun mengernyit bingung menatap satpamnya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang