36 •Air Mata•

926 85 10
                                    

'Lewat kamu, aku belajar. Bahwa pada akhirnya, ikhlas tidak pernah seburuk yang dibayangkan'

️☘️☘️☘️

Happy reading :)

"Tolong...Alvin...hiks hiks." teriak Alina diiringi Isak tangis.

Randika akan berhasil mencium Alina sampai akhirnya

Braakkk......

Kaca mobil Randika pecah dan membuat dirinya menoleh kebelakang. Terlihat seorang pemuda yang membawa balik untuk memecahkan kaca mobil tersebut. Randika pun keluar untuk menghampiri siapa pemuda itu, sebab pemuda itu memakai helm full facenya jadi tidak terlihat dengan jelas.

Alina menarik nafas sambil menghapus air matanya. Dia ikut keluar dan bersembunyi dibalik mobil, takut-takutnya itu adalah komplotan Randika.

"Siapa Lo? Jangan ikut campur urusan gue!!" ucap Randika sambil berkacak pinggang. Pemuda itu hanya diam tidak merespon, namun Randika merasa kesal karena ucapannya tidak digubris sama sekali oleh pemuda itu. Randika hendak melayangkan pukulannya tapi dengan cepat ditangkis oleh pemuda itu, kemudian pemuda itu pula yang melayangkan pukulannya dan tepat kena dibagian perut Randika. Dia tersungkur lemas karena pukulan itu cukup kuat. Randika pun bangkit sempoyongan sambil memegang perutnya.

"Cuih, siapa sih Lo? Tunjukkin wajah asli lo, gak usah pake helm gitu! Mau jadi pahlawan kesiangan, hah!!" ucap Randika lagi, namun nihil pemuda itu sama sekali tidak menggubris ucapan Randika lagi. Randika semakin geram, dia tidak tahan dengan orang yang didepannya ini, serasa seperti berbicara dengan patung.

Tanpa aba-aba, Randika melayangkan pukulannya dan kali ini tepat kena dibagian perut pemuda itu. Randika tertawa puas, akhirnya dia bisa melumpuhkan orang yang ingin merusak rencananya itu. Alina semakin menangis terisak, dia selalu memanjatkan doa agar pemuda misterius itu bisa menang melawan Randika dan membawanya pergi menjauh dari cowok stres itu.

Alina sangat syok dengan kejadian ini, karena selama hidupnya dia tidak pernah melihat orang adu jotos secara nyata, itulah mengapa dirinya sangat benci keributan. Pemuda tadi bangkit, membuat Randika tertawa remeh. Saat itu juga, pemuda itupun membuka helmnya dan menampakkan seseorang yang sangat membuat Randika terkejut.

"Alvin!!" ucap Randika tak percaya.

"Bacot Lo bangsat!!!" seketika itu juga, Alvin maju dan melayangkan pukulan yang amat keras, sehingga Randika tersungkur kebawah. Alvin mendekat kearah Randika dan menarik kerah baju cowok itu.

"Gue udah peringatin sama Lo, jangan pernah Lo jadiin Alina korban selanjutnya! Kalo sampai itu terjadi, gue gak akan segan-segan buat Lo menghilang dari bumi ini!!!" Alvin menghempaskan Randika begitu saja, sementara Randika terkulai lemas tak berdaya, karena wajahnya yang sudah banyak lebam-lebam dan darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Alvin membalikkan badannya dan mencari Alina.

"Al, lo dimana? Ini gue Alvin!" teriak Alvin dengan cukup keras takut kalau Alina lari kedalam hutan. Tak lama Alina keluar dari persembunyiannya dan berlari memeluk Alvin sambil terisak.

"Vin, hiks hiks...jangan tinggalin gu---gue hiks..." ucap Alina saat berada didalam pelukan Alvin. Alvin tersenyum dan mengelus rambut panjang Alina, mencoba untuk menenangkan gadis yang selama ini ia rindukan.

"Lo tenang yah, gue gak akan ninggalin Lo. Udah ah jangan nangis!" balas Alvin kemudian mengurai pelukan mereka. Alina mengangguk kemudian tersenyum.

"Vin awa---"

Bughhh

Alina terpukul saat dirinya membalikkan badan untuk melindungi Alvin. Dia terjatuh, karena hantaman balok yang dipukul oleh Randika. Alvin langsung memeluk Alina agar dia tidak jatuh ketanah.

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang