'Coba hargai perjuangannya. Coba hargai ketulusannya. Karena tak mudah untuk tetap bertahan pada seseorang ketika segala usahanya hanya dianggap sia-sia'
☘️☘️☘️
"Hai Tania..." sapa Haris kepada seorang cewek yang baru saja melaluinya.
"Jangan sama Haris, Tania. Dia bau ketek!" cibir Wendry sambil menyeruput jus alpukatnya. Dicky hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Haris, sisi fakboynya telah bangkit kembali setelah sekian lama mati.
Cewek yang dipanggil Haris pun langsung tersenyum dan merona, saat dipanggil oleh kakak kelasnya itu, dengan segera dia duduk bergabung dengan kedua sahabatnya yang tak jauh dari meja Haris.
"Jangan dengerin Wendry, Tan! Dia cuma sirik aja." balas Haris yang langsung menjitak kepala Wendry.
"Sakit monyet!"
"B.A!!"
"Apaan BA?"
"Bodo amat!!" Haris langsung terkikik setelah menyebutkan kata itu, diapun bangkit dari duduknya dan menghampiri meja Tania. Sementara Tania memancarkan senyum cerahnya.
"Hai." sapa Haris dan duduk disebelah Tania.
"Emm hai juga kak Haris." balas Tania sedikit gugup.
"Udah makan?"
Tania menggeleng, "belum kak."
"Kenapa belum makan?"
"Nggak laper."
"Mau gue siapin?" tawar Haris yang langsung dicie-ciein oleh kedua teman Tania.
"Nggak usah kak, makasih." tolak Tania dengan halus dan tersenyum, membuat Haris gemas melihatnya.
"Oh yaudah. Mau gue anterin kekelas nggak?" tawar Haris lagi. Kedua teman Tania membelalak kaget. Kok bisa gitu seorang Haris, yang notabenenya adalah the most wanted di SMA Garuda mau nganterin adik kelasnya yang nggak terlalu terkenal. Dengan cepat merekapun langsung menggelengkan kepala. Pakai pelet apasih sahabatnya ini.
Tak ada jawaban sama sekali dari Tania, Haris menanyakan lagi, "mau nggak?"
"Udah Tan, iyain aja."
"Tau loh, kapan lagi coba dianter sama the most wanted!" begitulah celotehan kedua sahabat Tania yang membisikkan ditelinganya. Tania langsung mengangguk antusias dan tersenyum manis.
"Mau kak." ucapnya.
Haris bangkit dan mengandeng tangan Tania. Banyak pasang mata yang melihat mereka dan mengira bahwa mereka sudah jadian. Begitupun dengan Dicky dan Wendry, yang menatap Haris tak percaya. Haris melambaikan tangannya kearah para sahabat gesreknya itu dan merangkul Tania yang tengah tersenyum merekah.
"Gila tuh bocah. Keplayboy-annya udah bangkit." cibir Wendry sambil menyeruput esnya.
"Sahabat gue emang macam-macam jenisnya." balas Dicky.
Wendry langsung menatap kearah Dicky, "maksud lo apa? Lo ngehina gue juga?"
"Iyalah, yang satu dingin. Yang satunya fakboy. Dan yang satunya lagi..."
Ucapan Dicky menggantung sambil menunjuk Wendry, dia pun menatap Dicky dengan antusias sambil mendekatkan wajahnya ke arah Dicky, "apa?"
"Tolol!" jawab Dicky cepat, yang langsung mendapat toyoran dari Wendry.
"Bego lo anjay!!" ucap Wendry tak senang dikatai tolol.
"Lah emang kenyataannya kan Lo emang tolol, hahaha." Dicky bangkit dari duduknya dan mengajak Wendry untuk kekelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...