30 •Penjelasan•

2.6K 128 25
                                    

'Semoga dia yang kau pilih adalah sebaik-baiknya pilihan. Semoga dengannya kau menemukan selamanya'
-Alvin-

☘️☘️☘️

Alina tiba dikantin dengan wajah lelah. Dia menghampiri ketiga sahabatnya dan langsung duduk ditengah-tengah Merry dan Debi.

"Haduhh capek banget...." ucap Alina dan langsung menyambar es teh manis milik Debi.

"Oii es gue bego!" balas Debi sambil merebut esnya dari Alina.

Alina merengut sambil merucutkan bibirnya. "Ih dasar pelit!!"

"Lo habis dari mana sih?" tanya Septi sambil memakan baksonya.

"Lo bolos ya?!" potong Merry cepat yang membuat Alina langsung menjitak kepala sahabatnya yang kurang itu.

"Enak aja lo ngomong! Gue tadi habis dihukum sama buk gembul." jawab Alina.

"Buk gembul? Siapa?" tanya Septi lagi.

"Itu loh buk Tasya Rosmala kayak miss bala-bala!" jelas Alina sambil membuka cemilan yang ada dimeja.

"Terus, kok lo bisa dihukum sih?" tanya Debi sambil menyeruput es tehnya yang sudah tersisa es batu saja.

"Gue telat!"

"Apa?" ucap ketiganya serempak.

"Ih, gak usah teriak-teriak dong!!" balas Alina sambil mengusap telinganya.

"Kok bisa sih?"

"Yah bisalah, namanya juga manusia."

"Bukan gitu bego, maksud gue kok lo bisa telat sih?"

"Yah gara-gara gue semalam gak bisa tidur."

"Kok gak bisa tidur sih?"

"Hmm...gue kepikiran sama Alvin..." jawaban Alina mampu membuat ketiganya diam, mendengarkan kelanjutan ceritanya.

"Gue cuman gak nyangka aja udah marahin dia didepan umum, didepan semua siswa-siswi SMA Garuda lagi. Gue gak tau harus gimana, mau minta maaf takut gak dimaafin. Gak minta maaf, gue ngerasa bersalah banget sama dia."

"Lo yang sabar aja Na! Kita tau Lo waktu itu lagi emosi, jadi gak sempet buat nyelesainnya secara baik-baik." balas Septi menenangkan.

"Yah wajar aja sih lo marah. Siapa coba nggak marah kalo harga dirinya dijadiin bahan taruhan." ucap Debi sambil merangkul pundak Alina.

"Emm...btw, lo dihukum apaan sama buk Tasya?" tanya Merry dengan wajah pura-pura tidak tau.

"Bersihin toilet didekat perpus." jawab Alina sambil memakan cemilan diatas meja.

"Lo gak takut apa? Disanakan angker." balas Merry.

"Ya nggak lah, kan gue gak sendirian."

"Emangnya lo sama siapa?"

"Sama Randika!"

"Sama kak Randika? Kok bisa?" tanya Debi yang kelewat kepo.

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang