'Tentang sahabat ; bukan dia yang kau kenal lebih dulu, tapi tentang dia yang selalu ada saat dunia menjatuhkan mu'
️☘️☘️☘️
Bel pulang sudah berbunyi. Semua siswa-siswi SMA Garuda berhamburan keluar kelas seperti biasa, terkecuali kelas 11 IPA 2, yang sekarang masih ada pelajaran dari pak Samuel. Beliau belum juga menyudahi pelajarannya, dikarenakan Minggu depan beliau akan mengadakan ulangan harian, jadi materi untuk hari ini beliau harus habiskan meski itu sudah jadwal pulang.
Debi yang sedari tadi memperhatikan, kini sudah mulai gusar. Pasalnya, pulang sudah 10 menit berlalu dan itu artinya dia akan pulang terlambat padahal dirumahnya sedang ada acara keluarga. Begitupun dengan Septi yang sudah mengantuk akibat angin sepoi-sepoi dari balik jendela kelas. Sementara Merry dan Alina, mereka berdua sedang mencoret-coret kertas untuk menghilangkan kebosanan.
"Baik lah anak-anak, akhirnya kita sudah menyelesaikan materi tentang 'pernikahan dalam islam'. Ingat, Minggu depan ada ulangan! Belajar dirumah!!" ucap pak Samuel sambil membereskan buku-bukunya.
"Baik pak." balas semua kelas 11 IPA 2 serentak.
"Sekian dulu dari bapak, selamat sore dan terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh..."
Pak Samuel keluar kelas begitu pun dengan murid-murid lainnya, kecuali Alina dan ketiga sahabatnya. Mereka masih berdiam diri di dalam kelas bahkan mengemasi buku-buku pun mereka enggan.
"Gila ya! Gue udah ngantuk-ngantuk, eh pak Samuel masih terus aja lanjutin materinya." ujar Septi dengan mata pandanya.
"Kok gue berasa pengen nikah yah." balas Merry sambil berandai-andai menatap langit-langit kelas.
"Eh ogeb. Lo mau nikah sama siapa? Ha? Patung Pancoran?" tanya Debi meremehkan.
"Yah sama kak Haris lah, yakali sama pak Samuel." jawab Merry sambil tersenyum-senyum.
"Masalahnya kak Haris mau nggak sama Lo?" Debi menyilangkan tangannya sambil menatap Merry.
"Ya lo doain aja lah! Kenapa sih sewot banget?!" balas Merry yang sudah mulai geram.
"Yee...biasa aja dong!"
"Lo yang harusnya biasa aja!!"
"Woiii...udah! Kalian ini yah, mau gue sleding satu-satu, hah?" Septi melerai kedua sahabatnya yang selalu bertingkah seperti anak kecil. Tiap hari ribut terus, adu mulut terus gak ada akur-akurnya.
"Sans aja dong!" balas Debi dengan ketus.
"Lo ngelawan sama yang lebih tua?" ucap Septi sambil berkacak pinggang.
"Ih udah dong, kalian ini kenapa sih? Udah yuk ah pulang!!" Alina menarik ketiga sahabatnya yang sedang adu mulut. Dirinya sudah jengah mendengar perdebatan ketiga sahabatnya. Bisa-bisa kupingnya meledak mendengar ocehan mereka.
Saat mereka sudah sampai diparkiran, Randika sudah menunggu diatas motornya dan melambaikan tangannya kearah Alina. Alina tersenyum dan pamit kepada ketiga sahabatnya yang menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Novela JuvenilAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...