'Lengkapi yang kurang, hargai yang lebih. Berhentilah mencari yang terbaik, karena biasanya yang terbaik akan kau sadari ketika telah kau tinggalkan'
☘️☘️☘️
Hujan deras mengguyur kota Jakarta, menumpahkan seluruh air yang selama ini dibendung oleh awan hitam. Malam yang gelap. Cuaca yang dingin. Alina duduk bersandar dikursi yang berada di balkon kamarnya, menikmati indahnya lampu-lampu gedung dengan secangkir cappucino hangat. Saat menikmati momen seperti itu, terlintas dalam pikiran Alina tentang Alvin, dimana saat wajahnya berada dekat dengan wajah Alvin dikoridor dan Alvin yang membisikkan sesuatu ke telinga Alina 'gue maunya lo gak buat masalah sama gue!', Alina kira dia akan dicium, tapi tau-taunya hanya kata-kata yang Alina sendiri tidak mau melakukan hal tersebut jikalau Alina tidak bertemu dengan badboy kelas kakap itu.
Mengingat hal itu, Alina tidak menghiraukan kalimat yang dilontarkan Alvin, dia justru memperhatikan pahatan sempurna di wajah Alvin, alis hitam tebal, bibir merah, mata hitam yang menusuk. Alina menghayal terlalu jauh, bagaimana jika dia menjadi pacar Alvin, pasti dia menjadi perempuan yang paling beruntung dimuka bumi ini, karena sudah memiliki pacar yang sempurna seperti Alvin. Alina senyum-senyum sendiri dan sesekali dia tertawa.
Tapi tunggu dia teringat pada saat awal mereka bertemu, Alvin pernah bilang dia berharap gak akan pernah ketemu Alina lagi. Seketika itu juga senyum Alina luntur kala mengingat ucapan-ucapan ketus Alvin.
"Gak-gak. Gue gak boleh jatuh cinta sama singa berkepala manusia itu! Dia itu cowok terdingin, ternakal, ternyebelin, tersongong bin tersombong dan dia juga cowok paling terketussss...se jagad raya ini!!!" ucap Alina berusaha menghempaskan jauh-jauh pikirannya tentang Alvin.
Alina bangkit dari duduknya mendekati pagar pembatas di balkon kamarnya.
"Tapi gimana kalo gue jatuh cinta sama tuh cowok" Alina menatap langit yang masih menurunkan hujan dengan deras.
"Tau ah. Ngapain juga gue mikirin tuh cowok. Gak penting!!" Alina menghembuskan nafasnya pelan.
Saat itu juga handphonenya berbunyi menandakan pesan masuk. Alina meraih handphonenya diatas meja balkon dan membuka aplikasi WhatsApp.
081279******
Hai Alina, ini gue Randika
Save back yaAlina mengembangkan senyum tipis kemudian mengetikkan sesuatu dilayar handphonenya.
Alina
Hai juga kak,
Udah disave kokRandika
Oke, Na
Eh btw jangan ngomong kak dong
Panggil nama ajaAlina
Hehe, iya deh kak
Eh maksudnya RanSatu menit belum ada balasan dari Randika. Alina menyesap cappucinonya. Tak lama handphonenya kembali berbunyi.
Randika
Besok lo ada acara nggak??Alina mengernyit bingung dan berpikir sejenak kemudian dia mengetikkan balasan Randika.
Alina
Kayaknya gak ada
Kenapa?Randika
Besok kan hari Minggu,
Mau nggak temenin aku nyari sepatu?
Nanti gue traktir deh
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...