Hari Sabtu merupakan hari dimana siswa-siswi merasakan leganya kebebasan belajar, karena setiap hari Sabtu semua kelas tidak belajar sama sekali alias free class, semua bebas melakukan apa saja, tetapi kehadiran sangat berlaku setiap hari Sabtu. Tidak belajar bukan berarti tidak masuk sekolah, begitulah asumsi para guru SMA Garuda.
Alina, Septi, dan Merry sedang berada dikelas, sedangkan Debi, gadis itu telah hilang keluar kelas, entah kemana. Mereka bertiga sibuk dengan dunianya masing-masing, Alina yang sedang membaca novel yang bergenre horor tapi takut dengan kegelapan, Septi yang sedang tertidur dengan earphone yang menempel di telinganya, dan Merry yang sedang menonton Drakor kesukaannya lewat handphonenya, sesekali tersenyum seperti orang gila. Alina melirik Merry yang tengah tersenyum kemudian dia memutar bola matanya malas.
"Mer!" seru Alina namun tak ada sahutan dari Merry.
"MERRY!!" teriak Alina yang membuat Septi langsung bangun dari tidurnya.
"Apa sih Alina?" tanya Merry yang masih terfokus pada layar handphonenya. Alina menghembuskan nafasnya kasar.
"Kalian berdua berisik banget sih, gue mau tidur nih!" omel Septi dan melanjutkan tidurnya, namun Alina dengan cepat menarik earphone Septi, membuat Septi mendongakkan kepalanya.
"Apa?" tanya Septi dengan wajah yang masih terlihat mengantuk.
"Gue bosen, keluar yuk!" ajak Alina seperti anak kecil yang minta diajak jalan-jalan.
"Ish, sama Merry noh, ajak dia keluar, gue mau tidur" balas Septi.
"Merry lagi asyik nonton" ucap Alina dengan wajah yang cemberut.
"Aduh Alina, gue masih ngantuk, sama Merry aja, Mer, woi Merry!" balas Septi dengan berteriak memanggil Merry.
"Aelah lo berdua, gak bisa apa liat gue tenang dikit, berisik banget!" gerutu Merry dengan pelan namun bisa didengar oleh Alina dan Septi, saat ketiga sahabat itu sedang bercekcok, datang Debi dari arah pintu dengan berlari kearah mereka bertiga.
"Woy, lo pada gak bosen apa diam dikelas mulu, kita ke lapangan basket yuk, disana lagi rame loh!" ucap Debi dengan nafas yang memburu.
"Emang lagi rame apaan sih?" tanya Merry masih tetap fokus pada handphonenya.
"Itu kak Randika nantangin kak Alvin main basket, liat yuk" ajak Debi.
"Ada kak Ha---" tanya Merry yang langsung dipotong Debi dengan cepat.
"Kak Haris ada juga, udah yuk buruan, nanti lapangan penuh lagi!" Debi menarik Merry dan dengan cepat Merry menaruh handphonenya disaku bajunya.
"Ya udah ayo!" balas Alina sambil bangkit dari duduknya.
"Gue gak ikutan ya, gue masih ngantuk" ucap Septi sambil melipat tangannya di atas meja dengan wajah yang menghadap ke dinding.
"Ih Septi, gak asik lo, kuy lah kita liat" bujuk Debi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Septi. Alina tampak berfikir, kemudian dia membisikkan sesuatu ke telinga Septi. Septi terlonjak kaget kemudian dia bangkit dari duduknya.
"Bener ya Na?" tanya Septi dengan wajah yang berseri-seri, Alina mengangguk kemudian tersenyum tipis kearah Septi.
"Kalian lagi bisik-bisik apaan sih?" tanya Merry curiga saat melihat wajah Septi yang tak seperti biasanya.
"Nggak kok, gak ada apa-apa, yaudah yuk!" Septi langsung menarik lengan sahabatnya, namun Merry masih bingung dengan apa yang dilakukan Alina terhadap Septi.
"Aneh!" gumam Merry saat ketiga temannya sudah diambang pintu.
"Woy nyet, jadi liat kak Haris gak nih?" tanya Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Genç KurguAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...